Keriuhan di media sosial dan media luring daring terkait hal ini, bermula dari unggahan akun media sosial X @itbfess yang kemudian dikutip oleh sejumlah media daring.Â
Akun tersebut mengunggah foto sebuah brosur promosi platform pinjaman online Danacita dengan kalimat promosi utama "Program Cicilan Kuliah Bulanan di Institut Teknologi Bandung".
Dalam brosur yang kemudian dijadikan foto berita oleh sejumlah media daring tersebut, Danacita memperkuat kalimat promosinya sebagai salah satu platform media pembayaran kuliah di ITB, dengan kata-kata:
-Mitra resmi Institut Teknologi Bandung;
-Tersedia opsi cicilan 6 hingga 12 bulan;
-Proses pengajuan tanpa DP dan tanpa jaminan apapun.
Sementara, dalam unggahan lainnya, diinformasikan soal bunga yang dikenakan bagi peminjam. Apabila peminjam mengajukan dana senilai Rp 12,5 juta dengan tenor selama 12 bulan, maka per bulannya peminjam harus membayar senilai Rp 1.291.667.Â
Diinformasikan pula bahwa biaya bulanan platform yakni sebesar 1,75% dan biaya persetujuan 3,00%.
Saya pun sedikit flashback ketika menempuh pendidikan di perguruan tinggi sekitar 2 dekade yang lampau. Saat itu saya tinggal di Bogor dan berkuliah di Universitas Airlangga, Surabaya.
Jadilah ketika waktunya periode pembayaran uang kuliah, saya harus pergi ke Surabaya untuk datang langsung ke salah satu cabang bank BUMN yang ada di kampus saya, untuk melakukan pembayaran langsung kepada teller. Saat itu belum berlaku pembayaran uang kuliah melalui transfer, apalagi mobile banking.
Oke, baiklah. Zaman sudah berubah. Era teknologi kian masif. Dan pinjaman online sudah menjadi bagian dari gaya hidup zaman now.
Masuknya platform pinjol Danacita sebagai salah satu media pembayaran uang kuliah di ITB--yang kemudian dinyatakan oleh pihak humas ITB bukan hanya mereka yang menggunakan platform ini sebagai mitra pembayaran uang kuliah, melainkan sejumlah kampus negeri dan swasta telah menggunakannya---menunjukkan tiga hal yang saya sebutkan di atas.