Penganiayaan yang bermula dari perundungan kembali terjadi. Seorang siswa SMA Negeri 7 Banjarmasin berinisial A (15 tahun) terekam kamera pengawas sekolah melakukan penusukan terhadap teman sekelasnya, M (15). A diduga menusuk rekannya itu sebagai pelampiasan karena dirinya selama ini kerap menjadi korban perundungan oleh M dan kawan-kawannya.
Usai menusuk temannya, A berupaya melarikan diri dari sekolah, namun kini sudah berhasil diamankan petugas Polresta Banjarmasin untuk penanganan lebih lanjut.
Kasus ini seolah menambah panjang daftar kekerasan oleh pelajar, yang diduga diawali dari tindakan perundungan alias bullying.
Bulan Februari 2023 lalu, seorang pelajar SMK di Palembang, EK (16) nekad menganiaya teman sekelasnya HM (16) menggunakan senjata tajam.  HM pun akhirnya tewas usai mendapatkan perawatan di  rumah sakit.
Kepada polisi, EK mengaku berniat menghabisi HM. Karena sering diganggu dan diejek oleh korban. Perundungan yang diterima EK sudah berlangsung tiga bulan lamanya, sehingga EK terfikir untuk membalas perlakuan negatif kawannnya itu.
Dalam kasus lain yang tidak sampai melakukan kekerasan yang langsung mencederai fisik, seorang siswa SMP Negeri 2 Pringsurat, Temanggung, berinisial R (13), pada akhir Juni 2023 lalu nekad membakar gedung sekolahnya.
Kepada polisi, R mengaku tindakan membakar bangunan sekolahnya itu dipicu sakit hati lantaran sering diejek teman dan gurunya.
Menurut pengakuan R kepada polisi, macam-macam ejekan dan bully yang diterimanya. Mulai dari dipanggil dengan nama orang tua hingga karya yang tak dihargai guru. Hal itu pun membuatnya gelap mata.
"(Guru mem-bully) kreasi saya nggak dihargai. Sama pernah disobek-sobek juga di depan saya,"Â ujar R.
Namun di sisi lain, Kepala SMP Negeri 2 Pringsurat, Bejo Pranoto seperti dikutip sejumlah media mengatakan tindakan R itu hanya dilakukannya sebagai bentuk mencari perhatian publik di sekolahnya.
"Pokoknya, dia (R) itu caper. Dia minta perhatian lebih dibandingkan teman-temannya. Tapi dia tidak nakal,"Â ujar Bejo.