Pada saat menjadi pemimpin, dari menjadi pemimpin partai, lalu menjadi wakil presiden dan kemudian menjadi presiden dan kembali menjadi partai, Megawati selalu mampu menempatkan sosok-sosok penting nan loyal, sehingga bisa berada di bawah kekuasannya menjaga eksistensi PDIP selalu berada di 'papan atas' kancah perpolitikan Indonesia.
Kemampuan seperti ini, nyatanya tidak dimiliki oleh banyak pemimpin partai politik besar di Indonesia. Apalagi ketika partai tersebut digerogoti oleh kasus korupsi.
Misalnya ketika kasus korupsi menimpa Partai Demokrat bertubi-tubi. Pamor Susilo Bambang Yudhoyono dan partai berlogo bintang mercy itu langsung jatuh. Pergantian pimpinan dari SBY kepada sang putra sulung, Agus Harimurti Yudhoyono pun nyatanya masih belum bisa mengangkat kembali pamor Partai Demokrat.
Tapi tidak dengan PDIP. Meski sudah dihantam berbagai kasus korupsi, termasuk korupsi bansos oleh kadernya yang menjdi menteri, serta belum tertangkapnya koruptor yang diduga kabur ke luar negeri dan merupakan (eks) fungsionaris partai, nyatanya tak mampu menggoyahkan PDIP karena kesolidan yang diciptakan oleh Megawati.
Nah, jika dihitung masa jabatan, maka tahun ini menjadi tahun terakhir masa jabatan Megawati sebagai ketua umum PDIP periode 2019-2024.
Namun nampaknya, ingar bingar soal siapa ketua umum PDIP pada periode berikutnya masih belum muncul. Kalau memperhatikan situasi yang sudah-sudah, maka hampir dipastikan Megawati masih akan menjadi ketua umum PDIP untuk periode berikutnya.
Para kader sepertinya masih akan satu suara, tegak lurus untuk memberi 'karpet merah' bagi Megawati untuk tetap berada di pucuk pimpinan partai. Untuk saat ini, memang tidak ada hal-hal yang bisa menghalangi Megawati kembali memimpin PDIP.
Apalagi, tahun ini sudah memasuki tahun politik. Artinya, sosok Megawati masih sangat dibutuhkan sebagai tokoh dengan segudang pengalaman politik yang menjaga marwah PDIP, termasuk membawa PDIP menang 2 kali berturut-turut dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Namun, bahaya laten yang bisa jadi muncul dan berpotensi masalah terbesar dalam PDIP adalah seandainya Megawati mengidentikkan dirinya sebagai PDIP itu sendiri, alias PDIP adalah Megawati.
Karena itu, tantangan terbesar bagi PDIP ke depannya adalah membuat berbagai perencanaan dan skema kepemimpinan, seandainya PDIP tak lagi dipimpin oleh Megawati.
Tapi itu nanti. Karena saat ini masih sulit untuk dibayangkan bagaimana jika kelak PDIP ditinggalkan oleh Megawati.