Mohon tunggu...
Agus Zain Abdullah ElGhony
Agus Zain Abdullah ElGhony Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Allahpun Bersyukur

27 Maret 2023   21:05 Diperbarui: 27 Maret 2023   21:08 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam berbagai ayat,  Allah menjelaskan dirinya sebagai yang   " Maha Mensyukuri" amal-amal hambanya, padahal Allah Yang Maha Berdiri sendiri tidak membutuhkan sesuatu dari hambanya tetapi tetap mempunyai sifat Maha Mensyukuri, sedang kita hamba yang lemah, hamba yang senantiasa bergantung kepada kuasa Allah, mengapa kita tidak menjadi hamba yang bersyukur???

Dalam ayat Al-Baqaroh 158 Allah berfirman "Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri  kebaikan lagi Maha mengetahui.

Ibnu Kastir saat menafsirkan Allah mempunyai sifat  "Maha Mensyukuri  kebaikan lagi Maha mengetahui"  mempunyai makna menetapkan pahala bagi setiap hambanya, mengetahui ketetapan pahala untuk setiap makhluqnya dan tidak akan mengurangi pahala seorang hamba. Untuk menguatkan pendapatnya Ibnu Katsir mengutip Al-Nisa 40 " Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar"

Dengan kalimat yang lebih sederhana, Allah mempunyai sifat Maha Mensyukuri yang tercermin dari salah satu dari Asmaul Husna (Asy-Syakur), berarti Allah berterima kasih terhadap setiap amal hambanya, akan melipatkan gandakan dari apa yang telah dikerjakan oleh hamba dan Allah tidak akan lupa atau bersifat tidak adil dalam menetapkan pahala hamba.

Penjelasan ayat di atas bisa dilihat dalam surat Al-Fathir 30: "Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri."

Masih banyak ayat yang menjelaskan Allahpun bersyukur terhadap amal hambaNya dengan memberikan pahala yang melimpah ruah, yang didalam sifat Allah tersebut dapat diambil kesimpulan Allah meridhoi amal baik hambanya  dengan mensyukuri amaliah hamba. Saat kita berada di bulan yang suci ini, tidak ada kata lain kecuali jika kita berucap syukur, lalu menjelmakan syukur dalam kehidupan sehari-hari kita. Tentang sikap syukur Allah menjelaskan dalam surat Luqman ayat 12 Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Bersyukurnya seorang hamba sebenarnya untuk dirinya sendiri, karena sikap syukur itu akan mendorong muncul amaliah yang baik bagi kehidupan diri sendiri. Sikap penuh syukur akan mendorong :

  1. Senantiasa memanfaatkan waktu untuk berusaha beramal sholih, tidak akan rela membiarkan waktu digunakan tanpa arah yang jelas. Tidak akan ada waktu yang dibuang-buang begitu saja, tidak mungkin menggunakan waktunya untuk amaliah yang menjauhkan dirinya dari Allah atau bermaksiat.
  2. Selalu merasakan kehadiran Allah dalam setiap kehidupan, saat mendapatkan rizki dia akan bersyukur karena Allah masih memberikan rizki, orang yang tidak ada syukur dalam hatinya pasti tidak merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya. Bahkan dia tidak merasakan peran Allah dalam kehidupannya, akibatnya hatinya gersang, jika mendapatkan rizki melimpat akan menjadi sombong dan jika rizkinya berkurang akan menjadi putus asa.

Saudaraku, saat kita menanamkan dan mengembangkan rasa syukur di saat  memasuki bulan ramadhan berarti kita  telah menanamkan semangat untuk senantiasa memanfaatkan waktu di sepanjang ramadhan guna mendekatkan diri kepada Allah, kita telah bertekad menggerahkan segala potensi yang ada guna mencapai tujuan puncak puasa, menjadi pribadi yang bertaqwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun