Kali ini saya mau nyoba belajar nge-review makanan yang udah setahun silam saya cari. Dan baru kali ini punya kesempatan buat nyobain itu makanan. Emang sih, bukannya sulit dicari. Namun buat nyari rasa yang pas itu agak gambling dan harus dicoba beberapa kali juga.
Setahun silam, tepatnya pada bulan Ramadhan kemarin, saya mupeng banget sama yang Namanya nasi kebuli. Keinginan itu didasari hanya karena penasaran akan rasa nasi kebuli yang terlihat begitu menggoda.Â
Setelah memiliki keinginan saat itu, seketika saya langsung browsing untuk melihat seperti apa bentuk nasi kebuli itu sendiri. Seketika, tak kuasa menahan ludah yang begitu menggepul di tenggorokan. Alhasil, saya hanya cukup menelan ludah saja melihat foto-foto nasi kebuli yang merupakan masakan khas timur tengah tersebut.
Berkali -- berkali mencari dan ternyata tak kunjung ketemu. Entah memang saya harus menunggu datangya super big moon biar bisa nemuin kamu, eh maaf salah bukan kamu, tapi nasi kebuli.
Ternyata, masakan khas timur tengah tersebut letaknya tak terlalu jauh dengan Kawasan yang terkenal dengan Arabnya Surabaya. Udah tahu belum nama daerah itu ?, ngerti Kawasan Sunan Ampel kan ?. Di Kawasan tersebut banyak sekali masakan-masakan khas arab yang begitu memuaskan lidah kamu-kamu semuanya.
Akhirnya, saya menemukan Nasi Kebuli di Jl Kh Mas Mansur Surabaya. Kalau ga salah nama depotnya Al-Jazeera. Emang, Namanya mirip banget dengan media internasional. Ya Namanya orang Indonesia, suka-suka ajalah kalo beri nama apapun.
Karena baru newbie di bidang review  makanan, jadi mohon maklumi ungkapan-ungkapan saya yang bisa saja tidak anda terima atau bahkan sangat sulit buat anda cerna.
Saya pesan satu porsi nasi kebuli kambing plus dengan satu gelas es teh. Ga usah nunggu lama, kurang dari 10 menit, satu porsi nasi kebuli plus es the telah tiba di meja tempat saya makan.
Secara tekstur penampilan, nasi kebuli memang sangat menggoda ditambah dengan warna nasi kebuli dengan 2 potong daging kambing yang berwearna kecoklatan menambah daya pikat agar segera disantap.
Di kunyahan pertama, terus terang saya agak kecewa. Karena nasi yang disuguhkan terasa dingin di mulut. Tak terasa hangat, hanya berasa nasi yang dimasak dengan kurang air. Sehingga tak begitu lengket, semacam nasi goreng kering.
Untuk masalah daging kambingnya, saya akui. Rasa dan kelegitannya sangat pas. Empuk, dan nikmat. Tak meninggalkan serat satupun saat digigit. Gigitan pertamapun membuat ketagihan, rasanya seperti tak menggigit sebua daging. Empuk sekali, dan sangat pas dimulut.