Mohon tunggu...
Cak Bud
Cak Bud Mohon Tunggu... Programmer - Kader GP Ansor

Aku suka membaca buku psikologi dan belajar khidmah di masyarakat melalui Nahdlatul Ulama. Aku berharap bisa mengendorkan saraf dengan menulis artikel. Artikel yang kutulis di sini murni sudut pandang pribadi dan bukan mewakili pandangan organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Book

Membaca Buku "Personality Plus" Karya Florence Littauer

25 Mei 2024   19:27 Diperbarui: 25 Mei 2024   19:37 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Buku Personality Plus| koleksi pribadi

Aku mulai membaca buku Personality Plus ini saat mengalami kejenuhan yang luar biasa beberapa waktu yang lalu. Saat produktivitasku menurun drastis sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain gadget. Facebook, X, dan Telegram menjadi pemangsa waktu yang ampuh. Namun anehnya platform itu tidak bisa menghiburku atau sekedar menurunkan tensi otakku. Sebaliknya malah membuat pikiranku meracau tak karuan arahnya karena banyaknya informasi yang diterima dalam waktu yang sangat cepat. Otakku tak kuat dan akhirnya kelelahan.

Buku ini kupilih secara acak dari rak buku. Aku rasa ia telah berada di sana sejak bertahun-tahun yang lalu. Ayi yang mengoleksinya. Hanya saja aku selalu mengabaikannya. "Buku kepribadian karya orang barat? Apa iya cocok untuk orang Indonesia yang memiliki adat dan budaya ketimuran" gumamku bernada skeptis setiap kali melihat buku itu. Namun entah mengapa malam itu aku tergerak untuk membacanya.

Florence dalam buku itu membagi kepribadian menjadi 4 macam yaitu: 1) Sanguinis Populer yang memiliki kecenderungan ekstrovert, pandai berbicara dengan heboh, dan sangat optimis. 2) Melankolis Sempurna yang memiliki kecenderungan introvert, suka berpikir sistematis, mudah baper/overthinking, dan pesimis. 3) Koleris Kuat yang memiliki kecenderungan ekstrovert, pintar menggerakkan orang, dan optimis. 4) Phlegmatis Damai yang memiliki kecenderungan introvert, suka mengamati dan cari aman, pesimis.

Aku yang sejak awal merasa skeptis langsung membuka halaman pembahasan profil kepribadian melankolis sempurna karena kurasa itu yang paling cocok denganku. Setelah kuselesaikan bagian itu dalam waktu sekejap, aku mulai berubah pikiran. "Sepertinya buku ini memang cocok dibaca keseluruhan dalam situasi seperti yang kuhadapi saat ini" gumamku dalam hati. Aku pun kemudian membacanya mulai dari awal dengan hati-hati.

Florence mengaku memiliki kecenderungan kepribadian Sanguinis Populer. Sedangkan suaminya lebih cenderung ke Melankolis Sempurna. Situasinya persis seperti aku dan Ayi. Itulah yang membuatku berubah pikiran untuk membacanya keseluruhan mulai dari awal. Aku ingin melihat sisi kehidupan orang lain yang memiliki kepribadian berbeda dan disatukan dalam ikatan pernikahan.

Pembahasan dalam buku ini tidak terlalu banyak teori. Malahan lebih banyak kisah-kisah pribadi penulis beserta keluarganya, teman-temannya, dan orang-orang yang berkonsultasi padanya. Kisah-kisah itu digunakan untuk memperkuat pembahasan yang telah disampaikan sekaligus. Beberapa testimoni dari orang yang merasa terbantu dengan adanya pembahasan Personality Plus juga ditambahkan di sana. Sekali lagi aku salah menduga. Awalnya aku menduga buku ini akan lebih banyak membahas how to atau berondongan motivasi hidup dari orang yang mendaku diri sebagai seorang motivator nan bijak. Ternyata bukan.

Berkali-kali aku dibuat manggut-manggut akibat apa yang disampaikan Florence banyak yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. "Oh... ternyata dia begini karena karakternya memang Koleris Kuat.... Oh ternyata dia mudah tersinggung karena karakternya yang melankolis sempurna... Oh... " gumamku berkali-kali sambil mencocokkan apa yang disampaikan Florence dengan kejadian yang kualami.

Selain membahas mengenai empat profil kepribadian, Florence juga memberikan beberapa tips terkait upaya untuk memperbaiki kepribadian diri sendiri sekaligus tips untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain sesuai kepribadian masing-masing.

Sampai pada akhir pembahasan, aku merasa buku ini sangat cocok digunakan sebagai referensi seseorang yang ingin memperbaiki diri sendiri sekaligus hubungan dengan orang lain. Terutama hubungan dengan pasangan, anak, atau orang-orang terdekat lainnya. Dengan memahami karakter orang lain, kita bisa menentukan sikap seperti apa yang cocok digunakan untuk berinteraksi dengan mereka.

Semoga bermanfaat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun