Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak kan Kucari Lailatul Qadar

8 April 2023   00:32 Diperbarui: 8 April 2023   00:35 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lailatul Qadar,
Malam seribu bulan.
Semua orang mencari,
Pentasbihan jati diri.

Namun banyak salah duga,
Karena berlomba mencarinya.
Jika merasa terdapati,
Seolah telah jadi insan nan suci.

Justru ku ingin hindari,
Semoga tak kutemui.
Tuk terhindar rasa jumawa,
Bila merasa mendapatinya.

Lailatul Qadar indikator sikap kita,
Jika kita telah siap menerimanya.
Jika terjadi perubahan besar diri kita,
Untuk melangkah di bulan berikutnya.

Ku tak ingin menemuinya,
Sebelum siap dalam diri kita.
Namun ku hanya selalu berusaha,
Tuk selalu amalkan sikap terbaik di dunia.

Ku khawatir jika mendapatkanya,
Terpuaskan apa yang telah dicari.
Menjadi jumawa terhadap semua orang,
Karena lebih suci dari mereka.

Biarlah suatu saat nanti,
Lailatul Qadar akan menghampiri.
Dan hanya dapat dirasakan,
Ketika ku kembali pada Illahi Robbi.

Pertengahan Ramadhan 1444 H,
#BersimpuhMengukurDiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun