Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyungkur

30 Desember 2022   06:44 Diperbarui: 30 Desember 2022   06:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan...
Ku menyungkur,
Sebagai tanda
Rasa syukur.

Walau hamba-Mu
Seorang pendosa,
Mau kabulkan
Permohonan doa.

Kegalauan pun
Merasa terusik,
Terbebat dalam
 kesibukan asyik.

Semakin waktu
Untuk diluang,
Penjerat kerja
Coba menghadang.

Mencari sela
Saling berkelidan,
Jebakan sibuk
Makin berhimpitan.

Aku lelah
dalam pasrah,
Ku terletih
Dalam mimpi.

Tatkala waktu
Datang meniba,
Hanya doa yang
Menjadi pujangga.

Di batas waktu
Sudah disepakati,
Ragam materi
Pecah terburai.

Tapi keajaiban
Muncul terjadi,
Solusi datang
Silih berganti.

Tuhan,
kini ku yakin
selalu memuji.
Dan bukan
hanya sugesti.

Kabulkan doa
dijabah seketika.
Karena Engkau
Penguasa semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun