Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nasi Kotak Penuh Harapan

5 November 2022   18:43 Diperbarui: 5 November 2022   18:52 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: tianlustiana.com

Pulang sore dari kantor harus berjuang,
Dalam kereta berhimpitan dengan orang.
Jelang sore hari memang luar biasa padat,
Karena semua ingin tiba rumah dengan cepat.


Peluh keringat dan panas berbaur menjadi satu,
Hembus angin dingin kereta tak mampu menyapu.
Sesekali ada yang coba memaksa buka jendela,
Berhambur keluar sesaat kereta berhenti kala jeda.


Aku yang terhimpit bertahan dengan kotak bungkusan,
Menu makanan mewah di hotel dari rapat pertemuan.
Membayangkan orang rumah akan mencicipi suka ria,
Karena jarang kuliner berakhir pekan dengan keluarga.


Kereta berjalan seolah begitu berat bergerak lambat,
Lantaran jelang sore berpapasan dengan kereta cepat.
Ternampak di kejauhan stasiun kereta yang jadi tujuan,
Semua orang segera mengemas barang tuk segera pulang.


Tetiba keluar stasiun segera menuju parkir motor titipan,
Meneruskan perjuangan kedua di jalan raya menuju rumah.
Padat jalan dihinggapi pengendara tak patuhi kedisiplinan,
Tak jarang lewati bahu jalan agar terlepas dari kemacetan.


Senja mulai temaram dan lampu malam menghiasi jalan,
Lampu merah memaksa berhenti sebentar di perempatan.
Seberang jalan di emperan toko terlihat keluarga jalanan,
Sibuk menata kardus dan koran persiapan tidur malam.


Si kecil sedang merengek pada sang ibu penuh tangisan,
Memukul perut yang sakit karena lapar dan belum makan.
Dengan sabar Si Ibu menepuk pantatnya agar segera tidur,
Berjanji esok pagi beli makan berlauk daging dan kuah sayur.


Saat akan melewati ku hentikan motor untuk segera menepi,
Menghampiri mereka dan bungkusan makanan lantas ku beri.
Terbangun si kecil dengan ceria menyambut dengan gembira,
Saat ku tinggal terdengar gelak tawa mereka begitu bahagia.


Sesampai di rumah ku buka pagar halaman dengan perlahan,
Ternyata ku disambut keluarga dengan penuh pengharapan.
Terbayang bungkusan makanan terbawa saat ku ceritakan,
Ku ucap maaf karena terjatuh di jalan dan terpaksa dibuang.

Bekasi di kala senja, 31/10/22, @Cakbro
#KenanganSilamBawaKotakMakanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun