Pengantar
Baca atau belajarlah kepada alam... sitiran surah ayat suci yang mengingatkan pada kita bahwa belajar tidak sekedar dalam lembaga pendidikan formal saja, namun kita harus mempelajari hal-hal yang tidak tertulis dalam ilmu pelajaran di sekolah. Demikian pula kepada anak, saya mengajarkan tentang kehidupan sebenarnya, sehingga ia akan memahami secara langsung apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa dia harus belajar rajin di sekolah, seperti cerita pendek di bawah ini....
***********
Anak Sulungku dan Pasar Onderdil Kendaraan
"Pa...", anakku si sulung mendatangiku, "boleh abang ikut papa ya.....". Suasana minggu yang cerah, aku memang berencana ingin pergi, "janganlah Bang, papa.. mau pergi bukan ke Mall. Tapi ke tempat yang agak jauh, Pasar Senen mau cari onderdil motor...".
Memang motor ku akhir-akhir ini agak ngadat dan sering mogok. Menurut montir langganan, ada onderdil yang harus diganti. Karena di bengkelnya tidak tersedia, maka aku disarankan untuk ke Pasar Senen, pusat onderdil kendaraan bermotor. Pada saat itu, pasar senen di lantai atas banyak toko-toko onderdil kendaraan bermotor, entah mobil atau motor, dengan ragam merek.
Disana juga tersedia barang onderdil dengan ragam kualitas, ada harga ada rupa, dari kwalitas rendah, dikenal dengan KW, KW 1 atau KW 2 dan lainnya. Bahkan ada pula onderdil bekas, istilahnya copotan, sesuai dengan kondisi barang. Tentu saja dengan harga miring. Memang ketika kendaraan motor atau mobil belum automatic seperti sekarang, kita bisa membeli onderdil jika mengalami kerusakan.
*****
Namun dengan berlalunya waktu, kendaraan matic menjadi kendaraan trendi. Jika ada kesulitan, maka hanya bengkel besar atau khusus yang bisa memperbaiki dengan system dan peralatan canggih untuk mendeteksi kerusakannya. Umumnya, jika kendaraan kita mengalami kerusakan, yang diganti atau diperbaiki tidak lagi satu persatu onderdil, namun dalam satu paket, atau dikenal dengan blok. Tentu saja biaya perbaikan menjadi mahal.
"Pa... boleh ya abang ikut ke Pasar Senen, tempat jual onderdil", kembali anak sulungku merengek. "Lantas adek, sama siapa?..."aku menjawab sambil mempersiapkan barang dan tas bawaan untuk pergi. "Adek masih bobo pa..... nanti khan ditemani mama. Ayo dong pa, mumpung adek masih tidur". Aku pun tidak bisa menolak keinginan kerasnya, "Ya sudah, coba tanya mama sana di dapur...", aku pun mempersiapkan motor ke luar halaman rumah.