Perumusan ulang pengertian dan ukuran publikasi bereputasi internasional harus juga mencakup publikasi selain yang diindeks Scopus, dengan catatan jelas reputasinya.Â
Demikian pula terhadap para penerbit buku ilmiah perlu diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas seleksi naskah akademiknya, menulis di media massa perlu dilihat potensi besarnya dalam membangun wacana publik, pusat-pusat kajian perlu diberi ruang dan fasilitas yang cukup untuk berkembang, dan penghargaan terhadap aktivitas riset perlu lebih ditingkatkan.Â
Solusi yang ditawarkan untuk mengatsi permasalhan tersebut diharapkan akan lebih membangun budaya riset atau iklim intelektual para akademisi kita sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas publikasi ilmiah dan popular.
Referensi:
- Edi Subkhan, "Scopus dan Problem Kultur Akademik Kita", detiknews.com., 21/3/19, diunggah tanggal 29/09/21.
- Sunu Wibirama, "Balapan Scopus, Jurnal Predator dan Gagap Budaya Riset", ajpkm.org. 11/02/21
- Panduan Editorial Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional 2020. ARJUNA (ristekbrin.go.id)
- Rina Hayati, "Pengertian Jurnal Internasional, Ciri, Struktur, dan Cara Membuatnya", penelitianilmiah.com, 16/10/21. https://penelitianilmiah.com/jurnal-internasional/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H