Warga LDII Banjarmasin Raih Juara 1 di Olimpiade Anatomi Amygdala 2024 di UMM: Kebanggaan Bagi Ponpes Manshurin Al-Barokah
Malang (3/11) -- Dimas Ari Muzaqi Putra, mahasiswa kedokteran asal Banjarmasin yang juga warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), mengukir prestasi membanggakan dengan meraih Juara 1 pada Olimpiade Anatomi Amygdala 2024. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Laboratorium Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 11--13 Oktober 2024.
Dimas bersama rekannya, Marcellino Febryan, yang juga mahasiswa kedokteran, mewakili Universitas Lambung Mangkurat dalam ajang bergengsi tersebut. Mereka memilih tema neuromusculoskeletal, yang berfokus pada ilmu sistem saraf, otot, dan rangka tubuh manusia. Dimas menjelaskan bahwa Olimpiade Amygdala kali ini membagi tema besar menjadi dua bagian, yaitu neurologi dan musculoskeletal.
"Tahapan perlombaan meliputi babak penyisihan dengan Computer-Based Test (CBT), dilanjutkan dengan perempat final di UMM yang terdiri dari tes tentamen dan wildwood quest. Babak semifinal dan final menantang dengan tes pyramid key master dan tes treasure," ungkap Dimas.
Dalam wawancaranya, Dimas menyebut babak penyisihan dan perempat final sebagai fase yang paling menantang. Pada babak penyisihan, peserta dituntut memahami struktur anatomi yang sangat detail dan jarang dikenal. Di perempat final, Dimas harus menyelesaikan soal preparat secara individu, sebuah tantangan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. "Saat final, sangat berkesan karena mengusung sistem penguasaan daerah dan lelang," jelasnya.
Meskipun baru duduk di semester tiga, Dimas berhasil mengatasi rasa kurang percaya diri melalui dukungan partner, orang tua, dan keyakinan kepada pertolongan Allah SWT. Melalui semangat dan dedikasinya, ia akhirnya keluar sebagai juara setelah babak cerdas cermat yang menjadi penentu kemenangan.
Selain dukungan dari universitas, Dimas juga merasakan kontribusi besar dari lingkungan Ponpes Manshurin Al-Barokah, Banjarmasin, tempat ia menimba ilmu agama. "Alhamdulillah, guru di pondok selalu memberikan dukungan penuh, serta memahami kesibukan saya sebagai mahasiswa kedokteran. Saya beruntung berada dalam lingkungan yang mendukung," pungkasnya.
Prestasi Dimas ini tidak hanya membanggakan bagi Universitas Lambung Mangkurat dan Pondok Pesantren Manshurin Al-Barokah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi santri lain untuk berprestasi di bidang akademik. Dengan pencapaiannya di tingkat nasional, ia berharap dapat terus berkarya dan menginspirasi generasi muda LDII lainnya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H