Mohon tunggu...
Cak Bejo
Cak Bejo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menembus Batas Menguak Yang Tersembunyi

Menembus Jarak Tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ldii Edukasi Masyarakat Lewat Proklim untuk Kurangi Deforestasi dan Libatkan Anak Muda

21 September 2024   12:17 Diperbarui: 21 September 2024   12:22 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jakarta (21/9) — Perubahan iklim dan pemanasan global kini menjadi tantangan utama dunia, yang memerlukan langkah nyata dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat. LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) mengambil peran aktif melalui Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim), sebagai bagian dari komitmennya melestarikan lingkungan. Sejak 2007, LDII telah meluncurkan program penghijauan bertajuk Go Green, dengan menanam lebih dari 4 juta pohon di seluruh Indonesia.

Dalam upaya lanjutan tersebut, LDII kini memiliki tiga Kampung ProKlim yang berfungsi sebagai komunitas pelopor pelestarian lingkungan. Berbagai inisiatif ini dibahas secara mendalam dalam Podcast Linestalk bertema "Peran LDII Melestarikan Lingkungan Hidup" pada Jumat (20/9). Ketua DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Atus Syahbudin, menjadi narasumber bersama Ketua DPW LDII Kalimantan Barat (Kalbar), Susanto, serta Ketua DPW LDII Riau, Imam Suprayogi.

Dalam podcast, Atus menjelaskan bahwa ProKlim tidak hanya terbatas pada kegiatan penanaman pohon, tetapi juga melibatkan beragam aksi pelestarian lingkungan yang dapat dilakukan sesuai dengan minat individu. Tantangan besar yang dihadapi adalah menemukan keseimbangan antara ekonomi dan kelestarian lingkungan. "Di Kalimantan, tingkat deforestasi sangat tinggi. Karenanya, ProKlim perlu melibatkan berbagai lembaga dan organisasi dalam upaya yang lebih besar," ujar Susanto.

Di Kalbar, LDII bertindak sebagai edukator untuk berbagai komponen masyarakat, termasuk pimpinan lembaga dan para pegiat lingkungan. Sebagai lembaga dakwah, LDII melihat kepedulian terhadap lingkungan sebagai salah satu bentuk diplomasi strategis dalam kehidupan beragama.

Atus, yang juga merupakan dosen di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), menambahkan bahwa mahasiswa dan komunitas setempat berperan aktif dalam mendukung ProKlim. Salah satu contoh program di Yogyakarta adalah "sedekah air lewat sampah," di mana sampah ditukar dengan air bersih. Langkah ini telah menunjukkan hasil positif dalam mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

LDII Riau, di bawah kepemimpinan Imam Suprayogi, juga telah membentuk desa-desa ProKlim yang berfokus pada kolaborasi antara masyarakat lokal dan perusahaan. Pemanfaatan Corporate Social Responsibility (CSR) serta pemberdayaan komunitas menjadi kunci sukses menjaga keseimbangan lingkungan di daerah tersebut. Imam berharap, ProKlim dapat menjadi model kontribusi organisasi masyarakat (ormas) dalam melestarikan lingkungan, terutama di wilayah yang terkena dampak serius perubahan iklim.

Di masa depan, LDII menargetkan peningkatan partisipasi anak muda melalui teknologi digital seperti Internet of Things (IoT) dalam program penghijauan. Kader-kader muda yang tergabung dalam Program Kader Gemilang telah dilibatkan sejak tahun 2021 untuk menjadi ujung tombak dalam menjaga lingkungan berbasis masjid.

Langkah-langkah inovatif seperti ini menjadi harapan besar bagi LDII untuk terus berperan dalam menghadapi tantangan lingkungan yang kian mendesak. Sinergi antara masyarakat, teknologi, dan lembaga dakwah diharapkan mampu menciptakan dampak yang signifikan bagi keberlangsungan bumi.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun