Mohon tunggu...
Cak Bejo
Cak Bejo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menembus Batas Menguak Yang Tersembunyi

Menembus Jarak Tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Hati dan Jiwa Kehormatan

9 Agustus 2024   06:53 Diperbarui: 9 Agustus 2024   06:57 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara hati adalah cermin jiwa,  
Pakaian batin yang suci dan luhur,  
Kehormatan melekat pada raga,  
Saat kekayaan hilang, itu tak mengapa,  
Namun kehormatan sirna, segalanya musnah.

Hidup tanpa pedoman,  
Seperti mata yang tertutup rapat,  
Mencari dalam gelap,  
Yang tak pernah ada,  
Belajar hidup, belajar tenggelam,  
Agar nanti bisa terapung,  
Jatuh untuk terbang tinggi ke langit.

Pemimpin bijak melihat generasi,  
Sebagai harta yang harus dijaga,  
Bukan sekadar topik obrolan,  
Tapi waktu untuk berbicara sungguhan,  
Menghadapi tantangan, pahit manis ujian,  
Agar semua bangkit, sadar sepenuhnya.

Generasi muda adalah tunas,  
Mereka tumbuh dalam asuhan kita,  
Jika ranting layu, jangan salahkan,  
Mungkin akarnya yang telah busuk,  
Rawatlah dengan kasih,  
Agar buahnya manis,  
Buah yang sehat dari bibit yang baik.

Waktu berlalu, pendekatan berubah,  
Generasi butuh perhatian yang bijak,  
Bukan hanya ucapan,  
Tapi tindakan nyata,  
Seperti air yang mengalir lembut,  
Menyadarkan kita akan kebesaran tugas,  
Memupuk harapan, mewujudkan impian.

Dalam masyarakat, bersikaplah bijak,  
Jika tak bisa berteman, jangan bermusuhan,  
Jadilah angin yang lembut,  
Menyentuh tanpa melukai,  
Orang bijak takkan tergelincir,  
Oleh harta atau jabatan,  
Pegang teguh prinsip yang kokoh.

Hidup hanya sekali,  
Dengan setiap tarikan napas,  
Menuju akhir yang pasti tiba,  
Surga bagi yang bersyukur dan sabar,  
Dan jalan lain bagi yang tersesat,  
Akhirnya semua berbeda,  
Seperti langit dan sumur yang jauh.

Kesabaran pun ada batasnya,  
Saat jenuh, ia pergi tanpa disuruh,  
Orang beriman sadar,  
Musibah datang tak terelakkan,  
Namun yakinlah, yang datang,  
Selalu lebih baik,  
Pasrahkan pada Yang Maha Kuasa.

Hati-hati di jalan yang berbahaya,  
Ceroboh melanggar peringatan,  
Jangan salahkan siapa pun,  
Jika akhirnya menimpa diri sendiri,  
Hiduplah dengan rendah hati,  
Kekayaan bukanlah segalanya,  
Memuji berlebihan,  
Adalah pedang yang menusuk dari belakang.

Karakter luhur yang dijunjung tinggi,  
Jujur, amanah, tangguh,  
Rukun, kompak, kerjasama,  
Semua adalah tindakan nyata,  
Yang tampak dan terasa,  
Namun perhatikan makna,  
Kerjasama bukan sama-sama kerja,  
Jalan hidup, berbeda dengan langkah anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun