Beberapa hari lalu banyak media membahas soal survei politik di Indonesia. Mereka menyayangkan banyak hasil survei yang tidak kredibel. Alasannya tentu saja karena lembaga survei tersebut merupakan titipan dari para atasan. Menurut Ade Armando, Pemred Majalah Indonesia 2014 dan dosen UI, banyak lembaga survei di Indonesia yang metode penelitiannya jauh dari standar internasional . Dengan begitu banyak hasil riset yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Bahkan Sekjen AROPI (Asosiasi Riset dan Opini Publik Indonesia) berani mengemukakan bahwa hasil riset tersebut adalah sampah[1].
Kekacauan penelitian ini bukan tanpa akibat. Tidak validnya data berpengaruh besar pada opini publik yang akan muncul nantinya. Sebaiknya para jurnalis dan editor media massa juga pintar memilah hasil riset yang baik dan buruk. Berikut ini ada beberapa daftar lembaga survei yang dinilai bermasalah[2]:
1.lembaga survei Indonesia Network Election Survei (INES) sering merilis hasil survei pemilu 2014. INES mengatakan bahwa nama Prabowo Subianto sebagai pemeroleh suara tertinggi dalam survei Capres 2014. Bukan kali ini saja INES membeberkan hasil survei dengan hasil elekabilitas Prabowo tertinggi. Bahkan elekabilitas Jokowi turun jauh ke peringkat enam[3]. Dapatlah dari sini kita mengindikasi bahwa survei Prabowo ini bermasalah.
2.Lingkaran Survei Indonesia (LSI) juga dianggap salah satu lembaga survei yang bermasalah. Pasalnya LSI pernah merilis Aburizal Bakrie sebagai pemeroleh elekabilitas tertinggi ini tidak disertai dengan metode yang benar. Kita pantas menyimpulkan bahwa survei Aburizal Bakri bermasalah.
3.Lembaga survei Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) dan Indonesia Reseach Center (IRC) membuat survei Win-HT bermasalah. Ketika metode survei yang dilakukan tricky maka hasilnya pun tidak valid. Sigma melakukan survei kepada 112 responden wartawan dengan metode SMS dan BBM. Begitupun dengan IRC. IRC melansir hasil survei yang belum selesai. Pasangan Win-HT pun diindikasi oleh IRC mendapat suara terbanyak.
Diolah dari berbagai sumber.
[1] http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/04/sekjen-aropi-hasil-lembaga-survei-buruk-itu-sampah
[2] http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/57583/ini-dia-survei-yang-diduga-cabe-cabean
[3] http://news.detik.com/read/2014/02/20/140226/2503469/10/aneh-survei-ines-klaim-prabowo-capres-nomor-1-jokowi-cuma-nomor-6
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H