Bagi para penggemar sepakbola, khususnya sepakbola Italia, nama-nama seperti Gianfranco Zola, Enrico Chiesa, Dino Baggio, Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro , Hidetoshi Nakata, Ariel Ortega, dan Hernan Crespo merupakan bintang-bintang yang familiar. mereka semua bintang lapangan hijau yang pernah bermain di Parma FC. Iya, Parma FC merupakan salah satu klub Italia yang punya catatan prestasi lumayan bagus. Parma merupakan “anggota” dari The Magnificent Seven (Tujuh Klub Kuat yang mendominasi Serie A yang beranggotakan AC Milan, Juventus, AS Roma, Fiorentina, Parma, Inter Milan, dan Lazio) di era ’90-an sampai awal 2000-an. Namun apa yang terjadi dengan Parma sekarang? Parma dinyatakan resmi bangkrut oleh Pengadilan Italia setelah sidang yang dilakukan pada Kamis (19/3/2015).
Parma AC berdiri di kota Parma pada Juli 1913 dengan nama awal Verdi FC. Nama tersebut diambil dari nama Giuseppe Verdi, seorang Komposer Opera legendaris dari Itali yang lahir di kota Parma. Pada bulan Desember di tahun yang sama, nama klub diubah menjadi Parma AC. Karena dianggap lebih mewakili nama kota dan adanya perdebatan tentang nama Verdi FC. Karena selain Verdi, masih ada seniman lukis besar dari Italia yang juga lahir di Parma, Francesco Mazolla. Klub ini mempunyai julukan Il Gialloblu yang diambil dari warna kostum dan warna yang ada di Logo klub ini (Biru dan Kuning). Dari awal berdirinya sampai tahun 1990, Parma lebih banyak bermain di kompetisi Serie B dan Serie C Liga Italia. Baru pada era ’90-an, Parma berubah menjadi Klub yang diperhitungkan di Liga Italia dan Kompetisi antar klub Eropa.
Kalau kita melihat kembali catatan Prestasi dari Parma FC, maka akan terlihat jelas bahwa Klub ini pernah menjadi Klub yang bisa dibilang hebat. 2 Kali juara UEFA Cup ( sekarang UEFA Europa League) musim 1994/95 dan 1998/99, 1 kali Juara UEFA Super Cup tahun 1993, 1 kali juara Winners Cup tahun 1992-1993 ( mulai tahun 1999, Winners Cup dilebur dengan UEFA Europa League), 3 kali juara Coppa Italia Tahun 1991/92, 1998/99, dan 2001/02, dan 1 kali juara Super Coppa Italia tahun 1999.
Ironis memang nasib yang dialami oleh Parma. Sebuah klub dengan sejarah dan prestasi yang cukup bagus di Italia dan Eropa, mengalami kebangkrutan lagi. Setelah sebelumnya pada musim 2004/2005 Parma juga pernah bangkrut. Pada tahun 2005, Parma akhirnya dibeli oleh Lorenzo Sanz (dikabarkan juga kalau proses pembelian ini tidak benar-benar selesai) dan berganti nama dari Parma AC menjadi Parma FC.
Apa yang menyebabkan Pengadilan Italia “memvonis” bangkrut Parma? Klub ini memang mengalami masalah keuangan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan musim ini Parma tidak bisa menggaji pemain dan staf pelatih. Kabarnya Parma mempunya utang lebih dari 100 Juta Euro (Rp. 1,38 Triliun). Sebenarnya, dari awal musim 2014/2015 ini, Parma sempat dijual dua kali. Namun hal tersebut nyatanya tidak bisa menyelamatkan Il Gialloblu dari kebangkrutan. Ditambah lagi pemilik Parma, Giampietro Manenti baru saja ditangkap karena kasus penggelapan dan pencucian uang minggu ini. Hal tersebut membuat kondisi klub yang bermarkas di stadion Ennio Tardini ini semakin diujung tanduk dan membuat Pengadilan Italia menjatuhkan vonis bangkrut tersebut.
Putusan Pengadilan Italia memang tidak serta merta “menghentikan” Parma FC di Serie A musim ini. Parma masih bisa melanjutkan kompetisi Serie A musim ini sampai selesai. Untuk selanjutnya, Pengadilan Italia menunjuk kurator untuk mencarikan Parma FC pemilik baru, agar bisa berkompetisi di Serie B musim depan. Namun jika gagal mendapatkan pemilik baru, Parma FC terpaksa akan mengikuti kompetisi kasta keempat di Liga Italia musim depan. Harapan saya, semoga kedepannya, siapapun yang membeli Parma, bisa mengembalikan Parma ke Serie A sebagai anggota dari The Magnificent Seven lagi, bukan Parma yang selalu kesulitan masalah finansial. Salam Sepakbola!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H