Mohon tunggu...
Tjak Gerehh
Tjak Gerehh Mohon Tunggu... -

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang e-KTP, Pancasila, dan Nasionalisme

17 Januari 2013   03:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:19 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada lomba dadakan adu hapal Pancasila antara anak SD atau TK dengan bapak atau ibu mereka berani taruhan gaji sebulan saya megang anak-anak itu deh.Nggak percaya?Baru-baru ini di kota Blitar,Jawa Timur,walikotanya mengeluarkan kebijakan agar setiap pengambil KTP yang berusia 17-45 tahun wajib bisa menghapal teks Pancasila berdasarkan keputusan Perwali No.47 tahun 2012.Saya bisa bayangkan betapa mas,mbak,ibu dan bapak adik-adik itu pasti sekarang lagi sibuk minta diajari menghapal teks Pancasila oleh adik atau anak mereka.Konyol sih kedengarannya.Tapi Walikota Blitar Samanhudi Anwar beralasan jika peraturan itu semata-mata demi menumbuhkan rasa nasionalisme.Dengan menghapal dulu diharapkan semua warga kota Blitar kelak bisa mengamalkannya.Jadi jangan harap bisa menyunting e-KTP kalau belum hapal teks 'ijab kabul'nya. [caption id="attachment_236325" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi: antarafoto"][/caption] Tapi apa benar dengan menghapal Pancasila bisa menumbuhkan rasa nasionalisme?Jawabannya bisa iya bisa tidak.Menurut teori orang pintar dan bejo,nasionalisme itu terbentuk dari kebersamaan sekelompok manusia sebagai konsep identitas untuk menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara yang tentu tidak serta merta hanya bisa ditumbuhkan melalui acara hapal menghapal.Kalau kita ingat di jaman Orde Baru betapa kita dulu setiap kali masuk sekolah selalu dihadapkan pada apa yang dinamakan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sebagai bentuk orientasi sekolah dan doktrin.Suer kalau bagian ini yang saya ingat cuma teori wawasan Wiyata Mandala(soalnya kalau jadi nama orang itu bagus),itupun sampai sekarang saya nggak ngerti-ngerti juga maksudnya hehe...Dan saya ingat betul kalau bapak saya yang kebetulan wakil RT tiap seminggu sekali selalu ada acara ke kelurahan buat melakukan simulasi P4.Nah, kalau sekarang bapak saya sudah tidak hapal Pancasila apakah artinya bapak saya bukan seorang nasionalis?Ohhh nooo.... Setiap orang selalu punya cara untuk menunjukkan nasionalismenya.Seorang artis seperti Daniel Mananta mengekspresikan nasionalismenya dengan memproduksi kaos yang biasa dilihat dengan jargon Damn!I LOVE INDONESIA.Lalu yang umum kita lihat adalah perjuangan pahlawan olahraga kita yang namanya mendunia seperti Susi Susanti atau Rudi Hartono.Bahkan ditayangan sebuah stasiun televisi saya pernah menyaksikan sekelompok pelaut pencari ikan melakukan upacara dan perenungan detik-detik proklamasi di tiap tanggal 17 Agustus diatas kapal.Saya yakin mereka ini sangat mencintai tanah airnya.Dan menurut saya itu merupakan bagian dari pengamalan sila Pancasila. Ohya,ngomong-ngomong kok e-KTP saya belum jadi ya?Jangan-jangan petugas kecamatan di Surabaya pada nggak hapal Pancasila neh?Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun