Mohon tunggu...
Nandana Septian Cahyono
Nandana Septian Cahyono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana alam semesta bekerja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penemuan "Dark Oxygen" yang Berdampak pada Ekosistem Laut dan Penambangan Laut

23 Oktober 2024   21:01 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penemuan oksigen gelap oleh Prof Andrew Sweetman di dasar laut mengejutkan para ilmuwan, menunjukkan bahwa oksigen dapat diproduksi tanpa melalui proses fotosintesis. Penelitian yang dilakukan di Samudra Pasifik tepatnya di zona Clarion Clipperton mengungkapkan bahwa nodul logam yang berbentuk seperti batuan bulat memiliki cara kerja yang persis seperti baterai, dengan menghasilkan oksigen melalui proses elektrolisis. Penemuan-penemuan ini dapat mengubah persepsi terutama di bidang sains tentang ekosistem laut dan dampak penambangan laut.

Disebut oksigen gelap karena oksigen yang dihasilkan di laut dalam tanpa melalui proses fotosintesis. Dalam penelitian yang baru-baru ini dilakukan, oksigen gelap ditemukan di Samudra Pasifik pada zona Clarion Clipperton di dasar laut, di mana nodul logam ini berfungsi sebagai elemen elektrokimia, menghasilkan oksigen melalui proses yang mirip dengan elektrolisis. Hal Ini menunjukkan bahwa oksigen dapat terbentuk dalam kondisi yang sangat berbeda dari biasanya.

Nodul logam atau nodul polimetalik yang ditemukan oleh ilmuwan memiliki komponen penyusun utama dari logam yaitu mangan (Mn) dan oksida besi (FeO). Selain itu, ada komponen pendukung seperti tembaga (Cu), kobalt (Co), dan seng (Zn). Logam-logam tersebut kemudian saling bereaksi sehingga terjadi pertukaran elektron pada masing-masing logam. Pertukaran elektron inilah yang kemudian menghasilkan arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan kemudian digunakan untuk proses elektrolisis dimana elektrolisis ini digunakan untuk memecah air menjadi oksigen dan gas hidrogen.

Berdasarkan spesifikasi, cara kerja, dan material pembentuknya berpotensi bahwa nodul logam tersebut dapat digunakan untuk material di industri-industri terutama industri baterai. Hal tersebut tentunya menarik perhatian perusahaan-perusahaan terutama perusahaan pertambangan laut dan baterai. Jika perusahaan ini melakukan pertambangan nodul logam untuk kepentingan industri secara terus menerus, lambat laun kadar oksigen yang ada di dasar laut tersebut akan berkurang sehingga akan merusak ekosistem laut serta makhluk hidup di laut dalam tersebut. 

Penemuan oksigen gelap di dasar laut menunjukkan bahwa nodul logam mungkin memiliki peran penting dalam menyuplai oksigen bagi kehidupan laut dan planet bumi. Jika penambangan dilakukan, ada kemungkinan ekosistem laut tersebut akan rusak dan mengganggu proses alami yang menghasilkan oksigen. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang proses pembentukan oksigen di dasar laut sangat penting untuk mempertimbangkan dampak penambangan laut terhadap ekosistem laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun