Mohon tunggu...
Cahyo Anugrah D
Cahyo Anugrah D Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berbiasa menulis, karena menulis bisa membuat tenang.

Hanya ingin membagikan suatu karya kecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Indonesia, Dua Ribu Dua Puluh

4 Agustus 2020   17:59 Diperbarui: 4 Agustus 2020   18:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dua ribu dua puluh
Menyisakan berbagai peluh
Dengan ragam media berita keruh
Hingga penindasan yang berujung ricuh.

Dua ribu dua puluh
Berita-berita berkumpul kisruh
Mengecapkan berbagai suasana buruk di bulan ketujuh
Desis warta kematian semakin gaduh.

Dua ribu dua puluh
Drama kian bergemuruh
Denting alunan bersuara riuh
Pertanda rezim otoriter mulai berkuasa di orde kumuh.

Dua ribu dua puluh
Peradaban semakin runtuh
Perampasan hak semakin membunuh,
Kami rakyat jelata---lusuh.

Dua ribu dua puluh
Berbagai keadilan tampak tak acuh
Oh Tuan, kami sudah jenuh
Dengan perlakuan aparat kepada kami---kaum buruh.

Baris terakhir sajak dua ribu dua puluh
Sang maestro sastra tersungkur luruh
Karyanya pun tak akan rubuh
Walau sudah berlumur debu hingga layuh.

Karanganyar, 21 Juli 2020
-RuangSinggah
#Ruangsinggah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun