[caption id="attachment_253972" align="alignleft" width="200" caption="Patung Robin Hood [Wikipedia.com"]"][/caption]Rasanya kita semua tidak asing dengan kisah rakyat Robin Hood dari Inggris. Tapi (mungkin) tidak semua dari kita tahu bahwa Robin Hood punya kisah panjang dari sekedar cerita `merampok` para koruptor di hutan-hutan pinggiran Notingham, Inggris. Lebih dari itu, Robin punya sejarah terlibat dalam salah satu even historis yang mendunia, yakni Perang Salib. Bagi sebagian dari anda mungkin tidak asing dengan cerita ini, tapi bagi saya terus terang merupakan informasi yang baru dan (lumayan) mengejutkan. Kira-kira begitulah kesan yang muncul saat menonton film Robin Hood (2010) yang dibintangi Russel Crowe dalam penerbangan yang bertolak dari Frankfrut, Jerman. Dalam kisah tersebut, dikisahkan Robin (yang bernama lengkap Robin Longstride) merupakan salah satu anggota pasukan pemanah Raja King Richard I (6 September 1157 – 6 April 1199). Dalam sejarah, kita bisa mengecek peran besar King Richard I dalam perang salib, terutama dalam usaha merebut Jerusalem yang saat itu sudah ditaklukan oleh Salahudin Al-Ayubi. Sebelumnya, bagi yang pernah menonton film Kindom of Heaven (2005), mungkin akan lebih terang-benderang bagaimana `kegagahan` Salahudin ketika menaklukan Jerusalem saat itu. Film yang dibintangi Orlando Bloom tersebut diakhir dengan suasana marahnya King Richard I akibat jatuhnya Jerusalem ke tangan Salahudin. King Richard pun lalu menyusun kekuatan untuk membalas dan merebut kembali Jerusalem dengan menyebrang Selat Inggris menuju Jerusalem lewat daratan Eropa. Film Robin Hood adalah loncatan bagaimana kisah perjalanan pulang King Richard dengan segala konflik peperangannya di daratan Perancis (yang saat itu di pimpin oleh Raja Philip) pasca penaklukan kembali Jerusalem. Sebenarnya kita tidak bisa menyebut `penakulkan Jerusalem`, karena faktanya memang Jerusalem tidak bisa dikuasai kembali oleh King Richard. Yang terjadi adalah, Salahudin mundur dari kota tersebut (yang diduga berdasarkan kalkulasi besarnya kekuatan armada pasukan masing-masing). Tetapi Salahudin membakar kota tersebut sebelum menarik seluruh pasukannya. Walhasil, King Richard memasuki Yerusalem dalam kondisi `gosong` tanpa sempat `beradu otot' dengan pasukan Salahudin secara langsung di kota yang kini masih dipenatkan dengan timbunan konflik. Pertempuran `face to face` sendiri berlangsung di Kota Jaffa yang berada di luar Yerusallem. Salahudin terpukul mundur, lalu memutar ke Jerusalem dan bertahan disana sebelum membakar dan meninggalkannya. Mungkin saja ada versi lain tentang kisah ini, akan tetapi poinnya adalah, king Richard benar-benar merupakan salah satu tokoh sentral dalam sejarah perang antar agama yang pernah mengguncang planet bumi ini. Dan secara mengejutkan, Robin Hood juga merupakan satu dari sekian ratus ribu pasukan salib yang turut bertempur melawan pasukan Muslim. Dalam salah satu adegannya, jelas sekali dia dengan lantang menyebutkan keterlibatannya itu dalam `hearing` dengan King John (pengganti King Richard pasca tewas dalam peperangan di Perancis).
...I've been to the South of France, Palestine and back...
Cerita dalam film tersebut pun makin tegas menguatkan dan (bahkan) menyiratkan peran vital Robin. Dia pula yang menghantarkan mahkota King Richard pasca kematiannya (dengan menyamar sebagai Sir Robert Loxley) untuk dibawa ke Istana Inggris dan kemudian disematkan ke King John sebagai penggantinya. Sikap kejujuran, keberanian, dan sikap sosialnya yang ingin menolong penduduk miskin dengan cara `mengerjai` para koruptor merupakan kebanggaan tersendiri di mata saya tentang Robin. Tapi, sebagai seorang Muslim, ada `kengerian` menemukan fakta bahwa Robin adalah bagian dari pasukan yang berperang melawan kaum muslim saat itu. Seraya tidak bisa menerima bagaimana busur-busur panahnya melesat, menhujam pasukan muslim dalam perang-perang yang melibatkannya. Tapi, dua hal setidaknya `mendinginkan` kepala saya. Pertama, setidaknya itu cuma masa lalu. Terlalu letih mengulang-ulang masa lalu hidup kita yang rasanya hanya menimbulkan `ketidaknyamanan` (bukan cuma) bagi kita secara pirbadi, tapi juga orang-orang di sekitar kita. Yang lebih nyaman adalah, menikmati itu semua sebagai kisah menarik dari sejarah peradaban manusia di muka bumi ini dan mencatat nya demi hubungan yang makin positif dengan sesama. Kedua, (paling penting), Robin cuma legenda ! mengapa harus membangun emosi berlebihan untuk sebuah hal yang faktanya tidak jelas. Bagaimanapun, lebih baik membangun sikap respek terhadap legenda tersebut karena banyak nilai positif terkandung di dalamnya. Sebagaimana (saya yakin) kita pun ingin tokoh-tokoh legenda hidup kita di hargai dan dihormati pihak luar. Robin tetap sebagai sebuah legenda yang besar dan mengaggumkan di mata saya , meskipun sempalan dari aktivitasnya ada yang (pernah) membuat kurang nyaman. Jadi, saya tetap sarankan anda untuk (tentu saja) menikmati kisah panjang Robin Hood tersebut. Semoga bisa menjadikan kita untuk bisa `melihat` dengan lebih baik dan teduh. Selamat menikmati..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H