Nyai ini merupakan panggilan kepada perempuan muda dalam bahasa Bali, Jawa, dan Sunda untuk mereka yang mau dijadikan pelayan bagi para tuannya, sebenarnya banyak sekali faktor yang membuat seorang perempuan ini memilih untuk menjadi seorang Gundik atau Nyai, salah satu contohnya ketika adanya satu kebijakan bernama "Culture Stelsel"Â dimana masyarakat bumi putera ini diharuskan untuk menjadikan 20% lahan tanahnya ditanami tanaman komoditas sesuai perintah Belanda, dan ketika sudah 75 hari maka setiap orang harus menyerahkan hasil tanah yang mereka punya untuk dijadikan sebagai pajak.Â
Malangnya nasib para bumiputera yang tidak memiliki lahan tanah sehingga harus menjadi buruh untuk memenuhi pajak tersebut, tetapi tidak sedikit juga banyaknya laki-laki pribumi yang sakit dan harus digantikan oleh para istrinya, kemudian hal inilah yang menjadi implikasi terjadinya pernyaian di era Kolonial.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H