Mohon tunggu...
Cahyaningtyas Rizky Soft
Cahyaningtyas Rizky Soft Mohon Tunggu... -

karena "perahu kertas" ku pasti akan berlabuh kepada orang yang tepat

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Permainan Masa Kecilku yang Sudah Punah

6 Juni 2014   03:50 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:06 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya merasa beruntung dilahirkan di tahun 1992. Karena pada saat saya berusia sekitar 4 tahun yang berarti tahun 1996, banyak sekali permainan-permainan yang sangat menyenangkan tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Meskipun dulu gadget belum merajalela, hidup saya sangat berwarna. Karena saya terlahir di sebuah desa dan banyak teman-teman yang sebaya. Termasuk kakak laki-laki saya yang selisih umurnya hanya satu tahun. Karena saya memiliki kakak laki-laki, jadi banyak permainan yang harus mengikuti kakak saya itu. Jadi tidak heran, kalau dewasa kini saya menjadi anak yang sedikit tomboy.

Pertama, adalah bermain mobil-mobilan. Dulu, hanya ada mobil-mobilannya saja belum ada curcuit atau lintasannya. Kami sengaja membuat lintasan sendiri yang terbuat dari pasir. Kami terinspirasi oleh film Let’s Go. Film tersebut mengisahkan tentang permainan adu balap tamiya di dalam sebuah lintasan yang berkelok-kelok. Lucu sekali jika direnungkan kembali. Hal ini membuktikan, bahwa bakat imitasi dan imajinasi seorang anak itu luar biasa sekali. Betapa tidak, circuit seharusnya dibuat dengan bahan yang seharusnya, kami mengilustrasikan dengan sebuah pasir. Dan itu sebah permainan yang sangat menyenangkan sekali.

Kedua, adalah permainan Bentengan. Entah di luar daerah saya orang-orang menyebutnya apa, yang pasti itu sebuah sebutan permainan yang seru sekali di desa saya. Aturan mainnya, ada seseorang yang menjaga benteng (biasanya pohon) dan peserta lainnya bersembunyi. Jika penjaga benteng sudah menemukan anak yang bersembunyi, maka mereka harus cepat berlari menuju benteng. Siapa yang dulu maka dia yang meneng. Jika yang menyentuh pertama adalah sang penjaga, maka dia akan kembali mencari peserta yang lain. Jika yang menyentuh pertama adalah sang penyembunyi, maka sang penjaga akan menjaga kembali. Jadi permainan di mulai dari awal lagi. Meskipun kami pun tak mengetahui sejarah awal munculnya permainan ini. Banyak sekali nilai-nilai yang ditanamkan dalam permainan ini. Yaitu melatih kesabaran dan ketelitian dalam mencari sang penyembunyi. Juga melatih fisik saat berlari-larian dengan awan.

Ketiga, adalah permainan pasar-pasaran. Mulai dari bermain sendiri, atau berdua bahkan se-RT pernah saya jalani. Jika bermain sendiri atau berdua, bisa dilakukan sekejap saja. Namun jika sudah tingkatan RT, ini kami menyebutnya pasar malam. Pasar malam ini diadakan setiap satu bulan sekali. Meskipun barang-barang yang dijual merupakan barang-barang yang tidak ada manfaatnya. Seperti kue yang terbuat dari lumpur, gelembung-gelembung udara yang terbuat dari sari dedaunan dan lain-lainnya. Untuk mendapatkannya, tidak gratis. Pembeli harus membayarnya dengan uang. Uangnya dapat dari bungkus permen, ataupun dari kempyeng(tutup botol). Permainan ini juga bukan sekedar permainan. Kami belajar bagaimana cara berjual-beli yang baik, memikirkan barang-barang yang akan laku besar, belajar mengatur pengeluaran uang.

Keempat, adalah permainan Bongkar-Pasang. Permainan ini terbuat dari kertas, terdiri dari orang-orangan lengkap dengan semua kabutuhan hidupnya. Mulai dari baju, perabotan rumah, makanan, sampai mobilpun ada. Dari permainan ini, kami belajar bermain peran. Bagaimana peranan ayah, ibu dan anak. Juga kami mengerti bagaimana kehidupan sehari-hari itu dilakukan. Mulai dari bangun tidur, sekolah, atau hangout sekalipun serta harus menggunakan pakaian yang mana. Permainan inilah yang benar-benar menyenangkan. Karena hampir setiap hari dan bisa berjam-jam kalau sudah bermain permainan ini.

Dan masih banyak permainan-permainan edukasi versi anak desa yang saya dapatkan pada masa keemasan saya. Lucu sekali jika diingat kembali. Rasanya ingin kembali sebentar ke masa itu. Permainan-permainan seperti itu yang sudah punah pada masa kini. Hampir saya sudah tak pernah melihatnya. Kenyataan inilah yang membuat saya menangis dalam hati. Padahal permainan-permainan itu sangat penting untuk menumbuhkan kemampuan fisik-motorik anak. Anak sekarang sudah mengenal gadget. Menurut saya itu merupakan neraka bagi mereka. Karena tidak banyak kemampuan yang bisa dikembangkan dari permainan-permainan yang ada di gadget. Secara tidak sengaja, pemenuhan kebutuhan batiniah anak dalam bermain dapat dikatakan nol besar. Ini sungguh sangat memilukan untuk tumbuh kembang otaknya. Inilah yang harus diubah. Segala upaya harus dikerahkan dalah mendidik anak usia dini dengan baik dengan benar. Dengan menerapkan permainan-permainan edukasi di lembaga PAUD.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun