Mohon tunggu...
Cahyaningsih Humendru
Cahyaningsih Humendru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya masih mahasiswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi diriku sendiri

11 Desember 2024   20:48 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah sekali dalam acara seminar di kampus saya mendapati beberapa hal sulit yang dialami oleh para mahasiswa dan hal yang sama juga menjadi hal sulit yang saya alami, kesulitan pokok yang di alami ialah kesulitan mengenal diri secara pribadi. orang banyak tertipu oleh gambaran diri yang keliru sehingga tidak dapat menjadi dirinya yang seasli-aslinya. Ada sebuah contoh yang menceritakan tentang burung elang yang menetas bersama-sama dengan ayam, sehingga dalam kehidupan elang tersebut dia menganggap dirinya sebagai ayam, suatu ketika elang itu melihat seekor burung lalu ia bertanya "siapakah dia?" Lalu seekor ayam menjawab katanya" itulah burung elang,raja segala burung. Tempat nya di langit sedangkan kita di tanah." Maka elang itu hidup dan mati sebagai ayam karena begitu lah ia berpikir tentang dirinya. Tragis memang elang itu mati dan tidak menyadari dirinya sebagai elang. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari dia ditakuti di antara ayam-ayam. Walaupun demikian ia merasa bahwa dirinya adalah ayam yang tanpa sadar bahwa dirinya elang. maka sampai mati ia tidak akan pernah menjadi elang yang lebih dari sekedar gambaran dirinya. Relatif bahwa banyak orang yang sama seperti elang itu sukses sebagai pengusaha, pejabat namun sayang orang belum terbebas dari gambaran dirinya. Orang mengenal lapisan luar dan mereka merasa itulah dirinya yang asli. Yang selalu haus akan prestasi, kedudukan dan tidak bisa hidup tanpa popularitas. Secara teoritis orang meyakini sebuah pernyataan tentang "tentu saya tidak bisa menilai buah dari kulit nya". Yang artinya ia tidak menilai dirinya sebagai orang yang haus prestasi, kedudukan yang ingin populer dan uang yang berlimpah. Orang sungguh bosan dengan khotbah supaya hidup sederhana, tidak mencari popularitas, uang, jabatan belaka. Akan tetapi, berapa banyak orang yang terpuruk karena kegagalan? Berapa banyak orang yang stress karena kesibukannya, yang jatuh sakit karena tekanan-tekanan dari luar, yang bahkan melakukan kejahatan karena merasa harga dirinya di injak-injak? Jangan di kira bahwa tidak ada orang yang pusing karena berkali kali kehilangan uangnya. Kenyataan-kenyataan ini lah yang menjadi petunjuk yang jelas bahwa setiap orang memiliki gambaran diri yang di samakan entah itu dengan kesuksesan, uang, relasi atau prestasi. Hidupnya mau di samakan dengan semua hal-hal itu semua. Semua orang yang tanpa sadar sebenarnya belum dapat selalu mengenal bagaimana dirinya dan mengharapkan menjadi bisa sama seperti orang lain jika itu menurut nya baik untuk dapat di capai, mengenal diri ketika kita mau menerima semua yang ada di dalam diri tanpa melihat hal" yang menarik yang di miliki orang lain yang kemudian mengikuti dan akhirnya kita lupa akan diri kita,marilah kita mulai belajar untuk dapat mengenali diri agar lebih mudah mengendalikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun