Mohon tunggu...
Cucu Cahyana
Cucu Cahyana Mohon Tunggu... Administrasi - Guru Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing

Urang Sunda, Suka Baca, Bola, Biru...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amin Rais Khutbah Keistimewaan Yogyakarta

3 Desember 2010   07:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:04 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_75940" align="alignleft" width="300" caption="Muhammad Amin Rais saat menyampaikan Khutbah Jumat di Masjid Syuhada Yogyakarta. ilustrasi: hminews.com"][/caption] Saat menyampaikan khutbahnya di Masjid Syuhada Yogyakarta (3/12), mantan Ketua MPR RI periode 1999-2004 Muhammad Amin Rais menghimbau umat Islam agar tidak terjebak dalam tindakan yang tidak perlu dan berlebih-lebihan menyikapi silang sengkarut status keistimewaan Yogyakarta. Amin mengawali khutbah dengan mengajak umat Islam Yogyakarta bersyukur atas menurunnya aktivitas (bahaya) Gunung Merapi, meski musibah yang ditimbulkannya masih terus berlanjut. “Kita harus selalu dapat mengambil ibrah, pelajaran moral, pelajaran kearifan hidup dan kehidupan bahwa hakikatnya dulu gempa tektonik yang melanda Bantul, Jogja dan Klaten maupun gempa vulkanik Gunung Merapi bisa kita tafsirkan sebagai ekspresi cinta Allah agar kita tetap berada di jalan yang lurus”, tambahnya. Dalam khutbahnya ini pula Amin menyelipkan tanggapannya mengenai “sengketa” status keistimewaan Yogyakarta antara Pemerintah Pusat dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Amin mengingatkan jangan sampai warga muslim Yogyakarta menyikapi hal-hal keduniaan (seperti kasus sengketa ini) seolah-olah sesuatu yang mutlak dan (seperti) masalah hidup dan mati. “Tidak perlu sampai melakukan cap jempol berdarah segala…” kata beliau. Amin mengajak seluruh umat Islam untuk membaca Firman Allah bahwasanya hakikat kehidupan dunia itu hanyalah permainan, senda gurau dan pernak-pernik hiasan semata. Ada kehidupan yang lebih hakiki yang harus diutamakan. Selanjutnya Amin juga menyampaikan rasa herannya mengenai pemberitaan media-media Ibu Kota (nasional dan lokal) edisi Jumat (3/11) mengenai kasus ini. “Kemarin saya cermati, jam dua siang di televisi, presiden sepertinya akan menyesuaikan (kehendaknya sebagai Kepala Negara, pen.) dengan kehendak mayoritas penduduk Yogya yaitu penetapan. Tapi hari ini semua Koran ibu kota mengatakan tidak ada penetapan semua lewat pemilihan”.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun