Barangkali memang benar begitu.
Mencintaimu adalah hal terindah yang pernah kurasakan
Perasaan yang tiba tiba tumbuh di dada adalah anugerah dari tuhan.
Aku yang menemukanmu yang sedang patah hati.
Kita yang sama sama sedang mencari sosok penyembuh.
Saat itu aku sangat percaya, bahwa cinta datang pada dua orang yang memiliki kesamaan.
Waktu terus berlalu luka dihatimu perlahan sembuh.
Aku pun merasa kembali utuh.
Hari terus berjalan dan aku merasa ada yang hal lain yang berbeda darimu.
Kau ternyata tak seperti dulu lagi, kita sekarang tak senasib lagi , katamu.
Ternyata aku hanyalah teman untuk menyembuhkan lukamu.
Sejak saat itu aku sadar, kesamaan memang tidak selalu bisa menyatukan.
Kau hanya butuh pelarian agar kau kembali utuh dan berlari mengerjar impian.
Mungkin, ada satu hal yang harus selalu kau ingat, mencintaimu adalah kesempatan indah yang harus kupendam hingga saat ini.
Namun, semuanya sudah kau sia-siakan dan aku kembali terluka lagi.
Aku tidak menyalahkanmu perihal ini.
Belajarlah untuk mengerti, bahwa ada aku yang mencintaimu tulus hingga saat ini.
Kisah kita kini tak lebih hanya kenangan indah yang larut dan berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H