Malang, 19 Januari 2024 - Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 96 Gelombang 2, yang beranggotakan Idham Sibghota Robbi (202010340311161), Hanif Miftah I (202010340311192), Rizki Dwi Mawanto (202010370311217), Maulana Jibril Islana (202010370311219), Cahya Bagus Saputra (202010370311232) dengan dosen pembimbing lapangan Nu'man Aunuh, S.H., M.Hum. telah mengadakan kegiatan yang berfokus pada pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan dan pelestarian sumber daya alam di Desa Gunung Ronggo Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah kegiatan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)dan juga merupakan kegiatan pendampingan dan pelayanan mahasiswa untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam menerapkan aplikasi, desain, teknologi atau perubahan sosial ke arah yang lebih baik.
Desa Gunung Ronggo, dikenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki tantangan lingkungan yang tidak kalah serius. Peningkatan sampah plastik dan masalah drainase telah mengancam kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Namun, harapan muncul ketika para mahasiswa PMM memperkenalkan konsep biopori sebagai solusi yang efektif.
Upaya konservasi lingkungan juga menjadi hal yang tidak terlewatkan. Desa-desa pun turut berperan dalam menjaga kelestarian alam. Di Desa Gunung Ronggo, Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) dari Universitas Muhammadiyah Malang datang dengan semangat untuk memberikan kontribusi positif, salah satunya dengan mengenalkan dan menerapkan sistem biopori. Â Â
Biopori adalah lubang berdiameter kecil yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan menggunakan alat khusus. Lubang-lubang ini bertujuan sebagai sarana untuk meresapkan air ke dalam tanah, mengurangi genangan air, meningkatkan infiltrasi air tanah, serta menyuburkan tanah dengan memperkaya nutrisi. Sistem biopori juga membantu mengurangi risiko banjir dan erosi tanah.Â
Di Desa Gunung Ronggo, para mahasiswa PMM melihat potensi besar dalam menerapkan sistem biopori untuk mengatasi permasalahan genangan air dan meningkatkan kualitas tanah di beberapa titik yang strategis. Berikut adalah langkah-langkah yang mereka ambil:
Penelitian dan Pemetaan Lokasi: Tim mahasiswa melakukan penelitian untuk mengidentifikasi titik-titik yang rentan terhadap genangan air dan degradasi tanah. Setelah itu, mereka melakukan pemetaan lokasi untuk menentukan di mana biopori akan dipasang.
Pelatihan dan Sosialisasi: Sebelum pelaksanaan, mahasiswa mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang pentingnya sistem biopori dan cara pembuatannya. Mereka juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui praktik-praktik ramah lingkungan seperti biopori.
- Pembuatan dan Pemasangan Biopori: Setelah persiapan, mahasiswa bersama masyarakat setempat mulai membuat dan memasang biopori di titik-titik yang telah ditentukan. Mereka bekerja sama dalam menggali lubang-lubang kecil tersebut dan memasang penutup agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah dengan lancar.
Dengan setiap biopori yang digali, mereka menanamkan bukan hanya sekadar lubang di tanah, tetapi juga benih-benih harapan akan masa depan yang lebih cerah. Dampak positifnya pun terasa seketika. Genangan air yang biasa mengganggu kini berkurang, tanah menjadi lebih subur, dan kesadaran akan kelestarian lingkungan meningkat.
Program pembuatan biopori di Desa Gunung Ronggo bukan hanya tentang perubahan fisik, tetapi juga tentang transformasi budaya dan kesadaran. Ini adalah cerita tentang kekuatan kolaborasi, kesungguhan, dan keberanian untuk berubah. Di tengah riak-riak perubahan yang menghantam, tangan-tangan mahasiswa PMM menjadi tetes karya yang menyuburkan lautan perubahan menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan.