Al-Quran sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia memiliki dua jenis ayat yaitu muhkamat (jelas dan tegas) dan mutasyabihat (samar dan perlu penafsiran) seperti yang telah difirmankan dalam QS. Al-Imran ayat 7:
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
QS. Ali 'Imran Ayat 7. Hadir sebagai ujian bagi umat manusia dalam membangun keimanan yang kokoh terutama di tengah ketidakpastian dan tantangan zaman modern.
Lantas seperti apa Ayat Mutasyabihat itu?
Misalnya, ayat tentang sifat Allah seperti ..يَدُ اللّٰهِ فَوْقَ اَيْدِيْهِمْ.. "Tangan Allah di atas tangan mereka" (QS. Al-Fath ayat 10) ayat ini bukan mendeskripsi fisik, tetapi simbol kekuasaan Allah Ta'alaa. Hikmah dari ayat ini mengajarkan manusia untuk tunduk kepada kebesaran Allah dan menyadari keterbatasan akalnya. Ayat mutasyabihat tidak dimaksudkan untuk membingungkan melainkan untuk memperluas wawasan keimanan kita.
Apa saja hikmah adanya Ayat Mutasyabihat?
- Ayat mutasyabihat menguji sejauh mana manusia beriman kepada hal-hal yang tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh akalnya. Allah memisahkan antara orang-orang yang hatinya lurus (rasikhun fi al-ilm) dengan mereka yang condong kepada kesesatan. Orang-orang yang beriman menyerahkan makna ayat-ayat tersebut kepada Allah tanpa spekulasi.(QS. Ali'Imran: 7)
- Menanamkan kesadaran bahwa ilmu manusia terbatas sedangkan Allah memiliki ilmu yang sempurna. Oleh karena itu, ini dapat memperkuat keyakinan kepada kebesaran dan kesempurnaan Allah, karena hanya Allah yang mengetahui makna hakiki dari ayat-ayat tersebut.(QS. Ali'Imran: 7)
- Menginspirasi manusia untuk mempelajari Al-Qur'an secara mendalam dengan bimbingan ilmu dan tafsir para ulama. Umat Islam dapat terdorong untuk memahami agama secara menyeluruh dan tidak terjebak pada pemahaman yang dangkal.
- Mengajarkan kita untuk tidak merasa sombong dengan kemampuan akal dan bersikap tawakal dalam menyerahkan hal-hal yang di luar kapasitas pemahaman kepada Allah. karena bahwasanya manusia tidak akan pernah mampu menjangkau hakikat Allah secara penuh.(QS. Thaha: 110)
- Menegaskan kepada manusia bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk dan sifat-sifat-Nya melampaui batasan manusia. Tentunya ini untuk menghindarkan manusia dari konsep antropomorfisme (penyerupaan Allah dengan makhluk) dan menjaga aqidah tauhid.(QS. Asy-Syura: 11)
Di zaman penuh ketidakpastian ini, ayat mutasyabihat sering disalahgunakan untuk mendukung paham radikal atau sekuler. Misalnya mengenai surga dan neraka yang dianggap mitos atau diartikan berlebihan untuk mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ayat mutasyabihat diperlukan bimbingan ulama dan pendekatan spiritual yang hati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H