Aku pernah menemu rasa
Dengan wanita yang dulunya tak pernah ada
Sekuntum bunga kuramu
Namun, paras dan senyum miliknya
Mengalahkan hingga tak bersisa
Segunung kata pernah kususun bertangga
Namun janji dan lirik milik bibirnya
Tak setimpal dengan itu
Miliknya tak terhingga
Pernah juga aku merancang surga
Tapi pikir dan iman yang melekat padanya
Tak dapat kutemukan ujungnya
Hingga
Satu kata pernah terlirih pelan di bibirku
"Menyerah"
Satu kata pasrah
Namun tak menyelesaikan masalah
Wanita itu semakin tinggi
Ketika daunku sudah berupa layu dan menunduk
Waktu terus berlalu
Namun pasrahku terus kaku
Musim terus berganti
Namun semangatku tak mau tak mati
Hari terus berlaju
Namun cintaku tak kuat lagi
"Pasrah, aku datang"
Sebab, tak ada lagi gunanya
Jika mata terus melotot
Jika mulut terus berkutip
Dan hati terus berharap
Dia hanya seorang berlian
Yang dicinta sebuah debu di sudut rumah papan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H