Seriap orang tua pasti menginginkan seorang anak yang pintar dan cerdas dalam bidang apapun, khususnya dalam bidang akademik. Tepati, masih banyak horang tua yang belum mengerti tentang IQ, EQ dan SQ dan bagaimana hal ini berperan penting bagi kecerdasan, pola pikir dan perilaku anak.Â
IQ (Intelligence Quotient)
IQ Â atau kecerdasan intelektual adalah ukuran kemampuan intelektual seseorang yang mencakup kemampuan berpikir, menyelesaikan masalah, dan memahami konsep. Tes IQ biasanya untuk mengukur kemampuan logika, analisis, dan pemahaman verbal seseorang. Â
tingkat IQ seseorang dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :
- 0-29 : idiot
- 30-40 : keterbelakangan mental
- 50-69 : IQ sangat rendah
- 70-79 : Bodoh
- 80-89 : Lambat
- 90-109 : Rata-rata
- 110-119 : Normal bright
- 120-129 : Cerdas
- 130-139 : Sangat Cerdas
- 140+ : Genius
Selain itu, IQ juga menentukan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, merespons atau menanggapi situasi sekitar, serta kemampuan mempelajari bidang bilangan, seperti matematika. Peserta didik yang memiliki IQ yang tinggi lebih mudah memahami pelajaran ketimbang peserta didik yang mempunyai IQ lebih rendah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi IQ adalahÂ
- Faktor Genetik
Beberapa penelitian menyatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat diturunkan melalui gen. banyak penelitian yang berfokus pada persamaan dan perbedaan IQ dalam keluarga. Di dalam penelitian ini menyatakan bahwa kecerdasan memilki komponen genetik, tetapi fakto genetik bukanlah faktor utama. Kecerdasan juga dipengaruhi oleh faktor lain.
- Faktor Lingkungan
Kecerdasan bukan hanya kita dapatkan dari membaa tetapi juga dari pengalaman. Kecerdasan juga mencerminkan kemampuan seseorang untuk memahami lingkungan sekitar. Dalam hal ini lingkungan keluarga dan lingkungan bermain menjadi pengaruh yang lebih besar untuk kemampuan berpikir anak. Anak yang berada di lingkungan yang baik akan dapat berpikir dengan baik, sedangkan anak yang berada di lingkungan yang buruk cenderung lebih sulit untuk berpikir kritis.
- Faktor Pendidikan
Dengan memberikan anak pendidikan yang layak maka anak dapat mengembangkan kecerdasannya dengan baik. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk dapat menjadikan peserta didik sebagai seorang yang memiliki pemikiran yang kritis. Dalam kurikulum saat ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator, jadi peserta didik lebih leluasa untuk menyampaikan pemikirannya dan melakukan diskusi juga membantu untuk memperkuat keerdasan peserta didik.
- Faktor Nutrisi
Anak anak dengan latar belakang kemiskinan tidak dapat mengembangkan potensi mereka sepenuhnya  karena di lingkungan yang serba kekurangan itu, banyak anak yang terkena malnutrisi sehingga terjadi keterlambatan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan gangguan perkembangan kognitif. Kekuarangan zat gizi mikro seperti kurangnya pemberian asi juga keberadaan racun seperti asap rokok , mengakibatkan gangguan perkembangan neuropsikologis dan kinerja otak anak di kelas.
Terlepas dari kenyataan bahwa IQ adalah ukuran penting untuk mengukur kemampuan belajar seseorang, banyak kritik telah diajukan mengenai keterbatasannya. IQ hanya mengukur sebagian kecil kemampuan kognitif manusia dan tidak dapat menggambarkan kecerdasan dalam berbagai aspek seperti kecerdasan emosional, keterampilan sosial, atau kreativitas. Oleh karena itu, meskipun IQ memberikan gambaran tentang kemampuan kognitif seseorang, ia tidak dapat berdiri sendiri sebagai indikator keberhasilan atau potensi penuh seseorang di berbagai bidang kehidupan.