Setangkai bunga duduk di ambang jendela
Menyaksikan hari-hari berlalu
Dan mulai layu seiring waktu
ketika tak ada sang surya di langit
dan kuberada dalam gelap
terdiam tak berkutik
Laiknya bayangan yang diam membatu
mencoba tuk bayangkan
bagaimana yang tadinya sejoli menjadi sendiri
Ku terluka,
Kau cabik semua yang terajut
dan selesai sudah catatan dalam diariku,
dengan harapan
entah bagaimana akan kurajut kembali
kubiarkan lautan air mata menjadi garam di pesisir daguku,
Hingga tak ada lagi yang tersisa
Ku disni,
tanpa tahu kemana kepergianmu,
saat airmata mengering,
Kucoba pergi jauh
Namun dalam ketidakpastian
tak penting jalan mana yang kan kuambil
rasanya seperti berputar berlawanan arah
dan semua jembatan yang p'nah kulalui hilang dalam pandanganku
Dan kuberteriak keras
Apakah ada yang mendengarku ?
Kutak tahu dimana kuberada
Tak jelas
mengapa kuberharap kau disini
saat ku tlah pergi?
Mungkin kuharus lari
Mungkin kuharus menghilang
Mungkin kuharus mencari tempat
dimana kubisa temukan kebahagiaan
dimanapun, kecuali disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H