Mohon tunggu...
Faried Rijalulhaq™
Faried Rijalulhaq™ Mohon Tunggu... Teknisi - Just an ordinary person, but I'm Limited Edition...

“Islam beribadah itu akan dibiarkan. Islam berekonomi akan diawasi. Islam berpolitik itu akan dicabut seakar-akarnya” — M. NATSIR, PM Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

If I Could...

16 September 2012   10:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:23 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Seperempat jam lagi tepat 3 bulan hari jadi kita, dimana ku akan secara resmi menyematkan cincin di jari manismu…”

Namun itu dulu, sebelum awan kelabu datang menghampiriku,

dan dunia serasa kehilangan cahaya mentari

Hani, kaulah impianku,

kaulah pegangan bagiku tuk menggapai bintang-bintang yang bersinar di langit

Tak pernah terpikir olehku, bagaimana ku kan jatuh kembali ke bawah

Dan ku tak percaya ku takbisa melihat kebekuan di sorotan matamu

Dan setiap bisikan, selalu meninggalkan pahitnya salam perpisahan

Sungguh dunia ini begitu dingin, ketika cinta tak pernah menyapamu lagi

Sungguh situasi yang menyedihkan, ketika kau memberikan banyak pengorbanan

Sebesar itu jua kau akan kehilangan, penyesalan..

Dan betapa lelahnya kuharus menghapus bayanganmu yang terus menghantuiku…

Biarkan semua kenangan itu memudar, dan semakin gelap tuk dilihat

Harus kukatakan, kau mengejutkanku terlalu dini

Kuberi kau segalanya, namun kau enggan memberikan cintamu

Kini kau pergi, dan kau biarkan aku berjalan tanpa lentera kehidupan

Tak peduli kemana langkahku kan berlabuh, cinta yang kan kutemui nampaknya masih ribuan mil

Seharusnya kubisa membaca pertanda itu

Namun terkadang kita tak bisa melepas perasaan kita

Cinta itu gila, buta, dan bisa membuatmu kehilangan logika

Kuharap aku bisa,….

Namun ku tahu kutakkan bisa memutar waktu kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun