Mohon tunggu...
Faried Rijalulhaq™
Faried Rijalulhaq™ Mohon Tunggu... Teknisi - Just an ordinary person, but I'm Limited Edition...

“Islam beribadah itu akan dibiarkan. Islam berekonomi akan diawasi. Islam berpolitik itu akan dicabut seakar-akarnya” — M. NATSIR, PM Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Trik Memegang Kabel Listrik Bertegangan

3 April 2012   11:51 Diperbarui: 4 April 2017   17:17 47456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kebanyakan orang takut dengan yang namanya listrik. Bahkan, tak jarang cowok yang berpenampilan macho dengan otot kekar sekalipun takut dengan hal- hal yang berbau listrik. Padahal, adakalanya listrik di rumah kita mengalami gangguan akibat ulah tikus, dimakan usia ataupun kualitas kabel/instalasi yang buruk. Sebenarnya, ketakutan akan listrik dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang listrik.

Lantas, apa yang perlu diperhatikan ketika kita bekerja dengan listrik ?

Listrik yang digunakan masyarakat pada umumnya bertegangan 220V, atau lebih dikenal dengan listrik 1 phase. Sedangkan listrik yang bertegangan 380v pada umumnya digunakan oleh industri seperti pabrik, rumah sakit, universitas, sekolah, yang biasa digunakan untuk menjalankan mesin-mesin 3 phase. Selanjutnya saya akan menjelaskan aspek keselamatan dalam menangani  listrik 1 phase

Listrik 1 phase biasanya terdiri dari 1 kabel api (hot/phase/line) dan 1 kabel netral. Jika mengikuti standar keamanan yang baik, maka ada tambahan kabel massa/ground yang biasanya disimbolkan dengan warna kuning -hijau. Terkadang, ada beberapa teknisi 'abal-abal' yang salah menangani listrik. Sebagai contoh, kabel ground pada AC split dikople dengan kabel netral. Padahal, tindakan ini bisa menyebabkan orang kesetrum jika menyentuh body AC yang terbuat dari logam konduktif saat dihidupkan.

Jika Anda ingin menyambung kabel listrik bertegangan tanpa harus memutuskan aliran listrik, pastikan Anda menggunakan kaidah 1 tangan dan memakai sepatu karet non-konduktif. Pastikan juga Anda memegang dengan pasti/ tanpa ragu karena jika Anda ragu, tangan Anda cenderung renggang/ bergetar yang bisa menyebabkan percikan api. Saat memegang listrik bertegangan 220V, bukan berarti Anda bebas dari sengatan listrik, namun mengurangi resiko terjadinya kematian. Anda akan tetap merasakan aliran listrik pada tangan Anda namun resikonya tidak sebesar ketika Anda menggunakan kedua tangan.

Ketika Anda menyentuh kabel terbuka yang bertegangan, tubuh Anda akan menjadi semacam konduktor. Tingkat resistensi (tahanan) tubuh seseorang juga berbeda-beda. Tubuh kita akan menjadi semakin konduktif ketika tangan kita basah/ berkeringat. Jika Anda masih ragu-ragu, Anda bisa menggunakan bantuan tang berisolasi untuk menyambungnya.

Disamping itu, memakai sepatu karet saat bersinggung dengan listrik bukan berarti Anda aman dari kematian. Jika Anda memegang kabel terbuka bertegangan di tangan kiri dan tangan kanan memegang kabel tak bertegangan yang terhubung dengan jaringan/beban, maka arus listrik akan  mengalir dari tangan kiri Anda melewati jantung Anda kemudian ke tangan kanan Anda lalku ke kabel yang terhubung dengan jaringan/beban. Tentunya hal ini akan sangat fatal akibatnya dan bisa menyebabkan kematian meskipun Anda sudah memakai sepatu karet. Inilah pentingnya memperhatikan kaidah 1 tangan. Karena jika kita menggunakan kedua tangan, jantung kita akan menjadi sirkuit listrik yang menjembatani tangan kanan dan tangan kiri.

Jadi, tingkat keamanan tidak hanya pada peralatan safety yang Anda gunakan, namun juga pengetahuan dan tindakan Anda menentukan keselamatan Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun