Tuhan, anugerahi sebuah cinta
Kepada manusia untuk dapat
Saling menyayangi ...
Bila ... kebencian meracunimu ...
Takkan ada jalan keluar ...
Damai hanya jadi impian
Di atas adalah penggalan lirik lagu Dewa 19 yang berjudul Cintailah Cinta. Kalau soal lagu-lagu yang keren, agaknya tak usah diperdebatkan lagi kualitas seorang Ahmad Dhani. Tak sedikit pula penyanyi lain yang sukses berkat polesan dia. Publik tentu sudah tahu bagaimana sepak terjang Ahmad Dhani, terutama sejak keriuhan pilgub DKI 2012 dan pemilu 2014 yang lalu, dia bisa dikatakan salah satu tokoh utama dalam kampanye mendukung Prabowo-Hatta. Sayangnya, tokoh utama dalam kontroversi, yang mungkin bisa disejajarkan dengan Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Fahri Hamzah terkenal (dalam kontroversi) dengan kata “sinting!”, Fadli Zon dengan puisi Boneka, dan Ahmad Dhani dengan video berkostum Nazi. Dan satu lagi yang sangat populer adalah janji dia untuk memotong “itunya” jika Jokowi terpilih jadi presiden. Meskipun belakangan, janjinya sendiri sudah dilupakan. Sejak itu, Dhani sangat konsisten dalam menjadi oposisi Jokowi, antara lain dengan komentarnya bahwa industri musik menurun saat Jokowi jadi presiden, dan tentu banyak hal yang lain.
Pilkada DKI tahun depan telah menjadi salah satu topik terpanas sejak beberapa bulan terakhir, dan salah satu nama yang telah ikut meramaikan dari awal adalah Ahmad Dhani. Sangat mudah menemukan komentar Dhani kepada Ahok, yang bisa dikatakan semuanya adalah negatif. Tuduhan didukung konglomerat, didukung Jokowi, hanya berani kepada rakyat kecil, dsb sudah banyak menghiasi headline media massa. Pun di twitter yang sampai menggunakan isu SARA kepada Ahok. Singkatnya, entah apa yang ada dipikiran seorang Ahmad Dhani sehingga tampak sekali kebenciannya kepada Jokowi dan Ahok.
Saya tidak tahu ya, bagaiman proses menciptakan lagu seorang Ahmad Dhani, tapi saya yakin dia ga lupa akan lagu ciptaannya sendiri. Jadi Dhani....jika Tuhan, anugerahi sebuah cinta, kepada manusia untuk dapat saling menyayangikarena Bila ... kebencian meracunimu ...Takkan ada jalan keluar ...Damai hanya jadi impian.
Ahmad Dhani hanya salah satu contoh orang-orang yang konsisten...konsisten dalam kebencian. Diluar sana banyak sekali orang-orang yang sejak pilgub DKI dan pilpres lalu menjadi haters yang kadang ungkapan atau cara mereka menyampaikan kebenciannya diluar nalar. Hal-hal sepele yang biasanya juga ga pernah dipermasalahkan tiba-tiba dibuat menjadi heboh. Seolah-olah Jokowi dan Ahok adalah Setan yang tak sedikitpun ada kebaikan. Atau sebaliknya, malaikat yang tidak boleh salah sama sekali. Mungkin kurang tepat juga jika dibilang kebencian, tetapi jika sebatas tidak mendukung atau oposisi, saya kira tidak tepat juga sebab yang mereka kritik atau bikin heboh bukan hanya soal bagaimana kebijakan atau program kerja Jokowi dan Ahok sebagai pemimpin. Malah sejauh ini lebih banyak menyerang pribadi mereka atau hal-hal yang tidak substansial.
Menurut saya yang lebih pas dibilang sebagai oposisi atau bukan pendukung itu seperti Revaputra Sugito, Si Benyu, dan beberapa kompasianer lain. Mereka konsisten untuk mengkritisi (terutama) Ahok, tapi masih dengan argumen dan dasar yang masuk akal dan tidak melulu soal pribadi atau hal-hal tidak penting lainnya. Bolehlah dukung mendukung atau tidak mendukung, tetapi dalam batas yang wajar saja, dalam batas normal saja. Sebab kata Dewa 19 Kita takkan bisa berlari dari ...Kenyataan bahwa kita manusia..Tempatnya salah dan lupa.