Mohon tunggu...
Cahil Halil
Cahil Halil Mohon Tunggu... -

Putra Indonesia asli.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bulan Bintang di Bakar, Rakyat Aceh Meradang?

9 April 2013   09:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ramainya kontroversi atas penolakan bendera Aceh mulai agak sedikit memanas, di Bekasi berlangsung demo yang dimotori oleh GMBI yang berujung pada pembakaran bendera yang diklaim senbagai bendera GAM. Sontak khabar tidak sedap itu menyeruak ke jejaring sosial dimana pro dan kontra atas tindakan provokatif massa GMBI menjadi ajang baru hujat menghujat oleh mereka yang merasa senang dan  tidak senang atas aksi pembakaran bendera bulan bintang tersebut.

Pembakaran simbol krusial yang sedang diperjuangkan oleh sebagian warga di Aceh ini seharusnya tidak perlu terjadi, mengingat peristiwa ini terjadi bukan di wilayah Aceh itu sendiri. Para aktivis GMBI seharusnya menahan diri untuk tidak berbuat serendah itu dalam menilai aspirasi dari saudara kita yang berada di Aceh. Bukankah masalah bendera dan lambang daerah Aceh masih dalam proses klarifikasi oleh pemerintah Aceh maupun pusat.  Aparat keamanan yang ada di Aceh saja tidak gegabah dalam mengambil sikap represif guna menjembatani perbedaan ini, mereka menunggu keputusan hukum yang jelas tentang polemik ini. Pihak pemerintah Aceh juga mengantisipasi gejolak massa dengan tidak mengeluarkan satupun seruan yang memerintahkan pengibaran bendera bulan bintang di Aceh.  Jika ada pengibaran bendera yang dikakukan secara swadaya maupun konvoi bendera,  semua masih dalam suasana terkendali. Semua pihak menahan diri dari tindakan represif, sebagaimana tertuang dalam pernyataan mendagri bebrapa waktu lalu bahwa masalah ini diselesaikan secara persuasif. Tentu cara-cara yang komunikatif lah yang seharusnya dikedepankan, bukan malah bakar-bakaran yang tak jelas ujung pangkalnya itu. Peristiwa pembakaran bendera bulan bintang di Bekasi ini dikhawatirkan akan  menyulut dendam lama yang memang masih belum hilang sepenuhnya dari memori sebagian orang Aceh. Jika tidak setuju dengan qanun bendera dan lambang Aceh, gunakanlah cara-cara yang lebih bermartabat.

Secara pribadi sebagai warga Aceh saya sangat tidak setuju dengan sikap saudara-saudara GMBI di Bekasi.  Saya menghargai pendapat ketidak setujuan anda dengan qanun kontroversial bendera Aceh, itu hak anda! Yang saya  tidak setuju adalah cara anda yang main bakar-bakar. Saya juga tidak peduli pada bendera apa yang kelak akan berkibar di bumi Serambi Mekkah, mau yang logo pedang oke, mau yang bulan bintang juga silahkan, tak ada yang saya cemaskan dalam hal ini. Bukankah apapun bentuk bendera Aceh yang kelak di sahkan, ia akan berkibar tidak lebih tinggi dari sang saka merah putih. Yang penting semua proses pengesahannya berjalan dengan cara yang damai dan bermartabat. Jauh dari sikap mencari sensasi dan memprovokasi sesama anak bangsa!

Saya tidak ingin ada perang lagi di Aceh! Apalagi sebuah perang yang konyol demi hanya selembar bendera daerah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun