Mohon tunggu...
Supriyadi Cahgalungu
Supriyadi Cahgalungu Mohon Tunggu... Guru - Menikmati setiap proses yang dilalui

hidup tak selamanya seperti yang direncanakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

gerhana bulan total

15 Juni 2011   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JAKARTA (Pos Kota) – Gerhana bulan total pada Kamis (16/6) pagi ini, menurut para ahli, gerhana bulan terlama sepanjang sejarah, yakni mencapai 100 menit. Peneliti astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, memperkirakan peristiwa ini berpeluang menjadi salah satu gerhana bulan total terlama sepanjang sejarah. “Lamanya saat total sekitar 100 menit karena posisi bulan nanti dekat dengan pusat bayangan bumi,” ujar Thomas.

Ia menjelaskan, lama gerhana bulan total memang bergantung; pertama, jarak lintasan bulan terhadap pusat bayangan bumi, dan kedua, jarak bulan terhadap bumi.

Secara umum, kata Thomas, tidak ada dampak signifikan dari gerhana bulan tersebut. Salah satu yang mungkin akan menarik perhatian adalah kemungkinan pasang air laut maksimum. “Hal tersebut terjadi karna posisi bumi, bulan, dan matahari hampir berbentuk garis lurus. Efek gabungan ketiganya adalah pasang maksimum,” ujarnya.

Gerhana bulan total nanti bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Hanya saja khusus untuk masyarakat yang tinggal di wilayah Papua tidak akan bisa melihat fase akhir dari gerhana bulan total karena saat itu sudah pagi. “Namun dari wilayah Indonesia barat hingga tengah akan bisa menyaksikan seluruh fase dari gerhana tersebut,” kata Thomas.

Sebagai mana diberitakan Pos Kota Online, masyarakat Indonesia dapat menyaksikan fenomena alam berupa gerhana bulan total (GBT) sekitar pukul 01:22 sampai dengan 05.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Masyarakat dapat menyaksikan gerhana cukup lama karena diperkirakan akan memakan waktu cukup lama. ” Puncak gerhana itu sendiri diprediksi akan terjadi tepat pukul 02.22 sampai dengan pukul 04.30,” kata Pengamat Bintang Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Evan Irawan Akbar.

Dia menegaskan, gerhana bulan total ini terjadi ketika bulan, bumi dan matahari berada pada satu garis lurus. Meski fenomena ini terjadi setiap tahun, namun beberapa di antaranya tidak bisa disaksikan di tempat-tempat tertentu. Gerhana bulan total yang akan terjadi 16 Juni pada hampir semua wilayah di Indonesia dapat mengamatinya. “Ada beberapa bagian yang tidak tidak mengalami seluruh fase gerhana. Hanya pada prinsipnya kita bisa melihat secara jelas.”

Ketika gerhana ini memasuki puncaknya, demikian Evan, kondisi bulan akan benar-benar tertutup dan masyarakat akan melihat latar belakang bulan yang bernuansa kemerah-merahan. Warna tersebut, lanjut dia, terjadi akibat pembiasan cahaya matahari ketika menembus atmosfer bumi. “ Melalui fenomena yang luar biasa tersebut kita dapat melihat kualitas atmosfer bumi saat ini. Gerhana nanti sangat menakjubkan.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun