Mohon tunggu...
Cahayuni Fajaria
Cahayuni Fajaria Mohon Tunggu... guru -

Jadilah guru sekaligus pendidik buat anak-anak indonesia dengan segenap keunikannya masing-masing. jangan bosan jadi orang baik. semangat dan semangat

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Meramu Bisnis Jamu Tradisional yang Mengasyikkan

31 Oktober 2016   10:52 Diperbarui: 31 Oktober 2016   20:58 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih segar dalam ingatan saya, salah satu pesan dari guru saya, ketika saya duduk di bangku sekolah dulu “Bila kamu ingin kaya maka sebaik-baiknya pekerjaan adalah berdagang”. Kata-kata tersebut saya masih ingat hingga hari ini.  

Namun tanpa pernah memikirkannya secara mendalam, apalagi merealisasikannya karena saya terlanjur sibuk dengan rutinitas kuliah dan  pekerjaan yang saya tekuni saat itu yaitu mengajar. Apalagi profesi guru yang saya tekuni mengharuskan saya untuk selalu focus dan semangat dalam mengajar demi memberikan yang terbaik bagi para siswa.

Namun seiring berjalannya waktu, tak pernah disangka sebelumnya, tiba tiba saya “tanpa sengaja” diperkenalkan dengan dunia usaha/bisnis walau dalam skala kecil. Usaha tersebut adalah menjual ramuan ragam jamu tradisional seperti jamu kunyit, kunyit asem, beras kencur, temulawak, sambiloto, jahe merah dan lain sebagainya.

Singkat cerita, semua itu berawal dari hobi saya meminum jamu untuk menjaga kesehatan. Namun karena kesulitan mencari jamu yang berkualitas baik dan higyenis maka akhirnya saya mencoba untuk membuat/meramu sendiri. Kebetulan saya memiliki kemampuan dan pengalaman membuat ramuan jamu sendiri yang saya dapatkan dari ibu dan nenek saya yang memang ahli membuat ramuan jamu.

Biasanya ketika libur tiba, hari sabtu dan minggu, (Senin-Jumat saya mengajar) saya menyempatkan diri membuat beragam ramuan jamu seperti kunyit, kunyit asem, beras kencur, jahe, temulawak, sambiloto dan lain sebagainya. 

Awalnya memang untuk tujuan dikonsumsi sendiri. Ternyata beberapa kawan saya yang mencicipinya menyatakan bahwa ramuan jamu saya itu uenak banget. Rasanya pas, enak, dan segar menyegarkan. Walhasil, akhirnya kawan-kawan saya banyak yang memesannya.

Seiring berjalannya waktu, melihat respon pelanggan dan prospek usaha ini maka beberapa kawan-kawan saya memberikan masukan untuk mencoba menjual ramuan jamu-jamu ini ke masyarakat. “Sayang banget mbak kalo racikan jamu yang enak ini nggk dijual, pasti laris manis deh, apalagi kan bahan-bahannya bagus dan higyenis”. 

Salah satu dari mereka menyarankan untuk membuka stand jamu di arena Bazaar Rakyat, di Jl Kertamukti Ciputat yang diadakan setiap hari minggu pagi. “Setahu saya di Kertamukti Ciputat ada bazar yang ramai, coba deh iseng jual di sana”. Akhirnya saya “iseng” untuk menjual produk jamu buatan sendiri itu di bazaar rakyat tersebut.

Di minggu pertama, saat itu saya membawa 5 botol jamu kunyit asem dan 5 botol beras kencur. Harga perbotol waktu itu masih 10 ribu saja. Ternyata semuanya habis dan ludes dibeli orang. Di minggu ke-2 saya membawa lebih banyak lagi, yaitu 7 botol kunyit asem, 3 botol kunyit biasa, dan 5 botol beras kencur. Ternyata juga sama, ludes semua dalam waktu 30 menit saja. Bahkan banyak yang tidak kebagian. Rasanya kasian juga melihat pembeli yang tidak kebagian. Saya akhirnya menjanjikannya di minggu depan pasti dapat.

Biasanya saya menjual jamu dalam bentuk kemasan botol, namun karena banyaknya permintaan menggunakan plastic kecil dengan alasan lebih praktis dan dapat langsung langsung diminum saat itu juga. Namun yang harus saya pastikan adalah tidak memasukkan jamu dalam keadaan panas. Jadi harus nunggu dingin dulu demi aspek kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun