Dalam kondisi pandemi seperti ini, pemerintah barangkali terlalu besar untuk segera turun. Ada berbagai lapisan administrasi dan hal lain yang mungkin harus dilewati, sehingga kurang bisa optimal untuk menyentuh masyarakat dan akar masalah.Â
Selain itu, kondisi seperti ini tentunya menyentuh sekali rasa kemanusiaan yang ada pada diri tiap masing-masing, sehingga terjadilah seperti sekarang yang sedang ramai digaungkan, penggalangan dana oleh berbagai komunitas dan juga publik figur.
Setelah beberapa hari lalu dikabarkan ada PDP yang diduga terjangkit COVID-19, dan usai Jawa Barat menetapkan status siaga 1 sejak awal Maret, tentu kewaspadaan warga terus meningkat. Kebersihan senantiasa dijaga pula. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan.
Meski begitu, kelangkaan alat-alat medis tak bisa dihindari. Apotek-apotek kehabisan, bahkan stok di rumah sakit ikut menipis karena stok masker medis tak ayal turut diborong oleh orang-orang awam. Sembari menunggu stok kembali, ternyata di Tasikmalaya telah ada beberapa pengusaha muda yang turun tangan langsung untuk ambil bagian menyelesaikan masalah.
Masker berbahan kain tersebut dibuat langsung dengan industri rumahan dengan jumlah tak tanggung-tanggung, 1000 buah! Namun masker-masker tersebut memang lebih disalurkan kepada masyarakat, bukan untuk tenaga medis.Â
Di maskernya juga ada tambahan tulisan edukasi mengenai COVID-19. Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto pun sangat mengapresiasi hal tersebut, "Ini langkah positif yang saya kira patut dicontoh oleh siapapun, ya, tidak terkecuali. Kita lakukan apa yang kita bisa, kan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H