Pandemi Corona telah membuat sejumlah petani dan eksportir buah manggis dari Kabupaten Tasikmalaya terpaksa menghentikan pengiriman manggis mereka ke luar negeri.Â
Pengiriman ke luar negeri itu mayoritas adalah pengiriman ke negara Cina dan beberapa negara ASEAN. Namun, sejak Januari tahun ini, pihak penerima di sejumlah negara tersebut telah berkirim pesan bahwa pengiriman harus dihentikan untuk sementara. Naasnya, pada bulan Maret-April saat ini adalah bulan di mana panen manggis sedang musimnya.
Puncak panen manggis akan terjadi nanti di akhir bulan April, sedangkan saat itu belum dapat dipastikan bahwa petani dan eksportir manggis sudah dapat mengirim kembali manggis-manggis kualitas ekspor mereka ke luar negeri atau tidak. Karenanya, manggis-manggis dari Kabupaten Tasikmalaya ini pun akhirnya dipasarkan di pasar-pasar domestik saja untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
Keputusan para petani manggis ini pun mendatangkan berkah tersendiri bagi pasar lokal, tentunya karena kualitas manggis Kabupaten Tasikmalaya yang biasanya diekspor kini dapat dinikmati dan dibeli di pasar lokal. Seorang pedagang buah bernama Ipung, mengaku bahwa kualitas manggis-manggis asal Kabupaten Tasikmalaya ini memang selalu menjadi yang terbaik.
"Soalnya kalau Tasik kan perkebunan, memang fokus budidaya manggis. Kalau di Purworejo kan cuma di kebun-kebun biasa, nggak diurus sama petaninya", ungkapnya.
Tidak hanya Ipung, seorang pedagang buah lain bernama Umar juga menyebutkan bahwa manggis-manggis asal Kabupaten Tasikmalaya terasa lebih empuk, tahan lama, dan lebih manis dari manggis asal daerah lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H