Gagal panen adalah momok paling menakutkan bagi petani bahkan hampir di seluruh dunia. Bagi mereka---para petani yang hanya mengandalkan penjualan hasil panen untuk menyangga perekonomian, gagal panen merupakan kemungkinan terburuk yang selalu berusaha untuk dihindari. Namun, pada tahun 2019 lalu, Kabupaten Tasikmalaya dilanda kemarau panjang yang lebih panjang dari kemarau pada tahun-tahun sebelumnya.
Kemarai panjang di tahun 2019 yang melanda Kabupaten Tasikmalaya tersebut mengakibatkan banyak petani dengan sawah tadah hujan terancam gagal panen. Bahkan beberapa di antara mereka tidak terelakkan lagi sempat hampir berputus asa lantaran hujan tidak segera mengguyur petak-petak sawah mereka. Situasi demikian tentu saja bukan hanya kabar buruk bagi para petani saja, melainkan juga bagi Kabupaten Tasikmalaya. Apabila jumlah panen dan produktivitas pertanian menurun, maka persediaan pangan yang harus didatangkan dari luar daerah harus semakin banyak jumlahnya.
Bupati Ade Sugianto melihat bahwa kondisi tersebut dapat diatasi salah satunya dengan mengadakan pelatihan pola tanam. Program tersebut nantinya bertujuan untuk meningkatkan produktuvitas petani. Para petani di Kabupaten Tasikmalaya akan mendapatkan pelatihan pola tanam yang cocok bagi lahan mereka sehingga dapat lebih beradaptasi dengan musim yang sedang berlangsung.
Pada program ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya akan emnghadirkan para penyuluh pertanian yang berpengalaman, yang bahkan harus melalui tahap seleksi yang ketat sebelumnya yang dilakukan oleh pemerintah. Selain mengupayakan pembangunan saluran-saluran irigasii, distribusi pupuk subsidi dan benih, upaya ini juga menjadi fokus utama Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya untuk melindungi petani dari gagal panen, meringankan beban produksi, dan menjadi pendamping petani di Kabupaten Tasikmalaya untuk mengupayakan kesejahteraan mereka.
