Mohon tunggu...
Komalasari Mulyono
Komalasari Mulyono Mohon Tunggu... lainnya -

F

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sumbing Pelacur Kencur

18 November 2011   06:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:31 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kemakmuran nyil unyilan terjegal di tanah gersang
dilanggengkan tuan tuan busung moral
aku tumbuh dalam nespata
berkembang dalam nista
aku tunas tukang obral
semangat kesasar
belajar pada gah ogahan bar bar

ayahku petani gagal
menemui ajal di jurang terjal
ibuku pencari kayu
menjadi hantu di jalan buntu
adikku tujuh, tiap hari saling tinju
lapar mereka menggelepar lepar
haus mereka mengendus endus
sakit mereka jungkat jungkit
gamang kemelaratan, garang kuterjang

harapan bohongku
menjadi pengacara garong kaum orong-orong

gunung gundul, hutanmu mandul
dengar, dengar itu , dengarlah
paduan serakku pada note Indonesia raya
sungai limbah, sumber busuk dan susah
dengar, dengar ini, dengarlah
paduan parauku pada note satu nusa satu bangsa

aku digelandang ke wisma yoni
martabat suciku dibantai jagal jagal cabul
sumbing anuku
sumbing cita-citaku
sumbing bangsaku
tetap tersungging sungging tuan tuanku

NK. Sari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun