Mohon tunggu...
Komalasari Mulyono
Komalasari Mulyono Mohon Tunggu... lainnya -

F

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelegar Dendam Jugun Ianfu

12 September 2011   15:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Nek Jepang negara hebat. Orangnya pintar . Melebihi orang Indonesia. Produk mesinnya menjadi panutan dunia. Aku bangga bila suatu hari nanti bisa ke Jepang, menimba ilmu di sana" gema pemuda- pemudi pertiwi.

Nenek tua dengan tongkat penyangga terhuyung. Ledakan dadanya menggelegar. Kilatan martabatnya yang terserak hina begitu menakutkan. Sisa -sisa waktunya sia-sia. Menunggu keadilan!.

"Diam"

"Begitu bangganya kamu cah bagus, cah ayu. Mendewakan bangsa penghancur kehormatan gadis-gadis negaramu di masa lalu. Dimana meninggalkan trauma kotoran yang tak berkesudahan? . Waktu, uang, jabatan tak mampu merekatkan kepingan martabat wanita yang hancur, dimana kemuliaan wanita sangat dijunjung oleh leluhurmu"

Pesan ini mendapat sautan petir dari angkasa. Tarian Majapahit berpadu dengan Sriwijaya. Gajahmada duduk dengan perkasa di atas garuda. Matanya merah menyala laksana bara neraka.

Jugun Ianfu. Noda bangsa yang terbenam oleh rendahnya bangga para pewaris tahta negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun