Tidak ada orang yang paling di salahkan dalam kasus kenaikan BBM Â kecuali SBY, begitu tulis beberapa media. Bagaimanapun prosesnya, serumit apapun kejadianya di dalam pergulatan rencana kenaikan BBM di gedung DPR Â pada akhirnya rakyat Cuma tahu bahwa BBM di naikan oleh SBY. Mereka tidak tahu persis bagaimana proses sebuah keputusan diambil. Siapakah yang menolak dan dengan alasan apa dan siapakah yang memdukung kenaikan BBM dengan alasan apa. Suara siapakah yang paling banyak menjadi pendukung kenaikan BBM, atau siapakah yang paling banyak diuntungkan dengan kenaikan BBM. Suara yang tersisa hanyalah jeritan penderitaan rakyat pada akhirnya.
Rakyat hanya tahu BBM naik karena SBY menaikan BBM, dan itu keputusan yang menyengsarakan rakyat. Itulah kesimpulan sederhana yang di tangkap oleh rakyat. Namun tidak serta merta demikian, karena bisa dimati sejak proses awal opini ini spertinya sudah di desain . Agar seperti itulah yang ditangkap. Sehingga akhirnya saat SBY dan Democrat nekat maka tak urung mereka berdualah yang masuk kedalam perangkap. Menghadapi Pemili 2014 yang akan datang suara demokrat akan semakin terpuruk. Keterpurukan ini di awali oleh adanya kader-kader democrat yang terindikasi terlibat kasus korupsi. Kepercayaan masyarakat menjadi menurun. Untuk selanjutnya SBY sebagai symbol besar partai democrat juga secara tidak sadar sudah tergiring untuk membuat keputusan tidak popular yaitu menaikan BBM padahal pemilu sudah di ambang pintu. Usulan dari PKS agar tidak menaikan BBM untuk menunda sementara waktu, tidak di gubris. Sejatinya usulan ini bisa sedikit menyelamatkan SBY di akhir jabatanya dan menyelamatkan Demokrat menjelang pemilu.
Masyarakat tidak akan pernah tahu tarik ulur berbagai kepentingan di balik keaikan BBM, mereka Cuma ingat SBY telah menaikan BBM. SBY adalah partai democrat, berarti Demokrat jugalah yang telah menaikan BBM. Rakyat akan segera LUPA bahwa di balik democrat ada GOLKAR,PKB,PPP,PAN yang juga mendukung kenaikan BBM tersebut. Jika di hitung untung rugi maka Demokrat dan SBY lah yang paling rugi setelah BBM benar di putuskan naik harganya. Sementara partai lain bisa segera melenggang dan cuci tangan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Apalagi jika adal diantara partai itu yang justru mendapat keuntungan nyata dengan di sahkanya APBN 2013. Selanjutnya mereka seolah menjadi pahlawan karena telah berhasil menggolkan BLSM, merasa berjasa besar, padahal BLSM tidak akan mampu mengimbangi kenaikan harga-harga barang kebutuhan hidup yang naik hampir 30 % setelah BBM di naikan. Dengan BLSM sebesar 150 ribu perbulan selama 4 bulan tentulah sangat jauh dari cukup untuk menutupi devisit belanja di tiap rumahtangga miskin Indonesia. Belum lagi BLSM seperti halnya BLT sangat berpotensi salah sasaran. Pembagian kartu jamkesmas, Raskin, dan BLT pada masa yang lalu nyata-nyata banyak penyimpangan, salah sasaran.
Gemuruh kenaikan BBM tidak hanya memakan korban SBY, democrat, dan rakyat tetapi juga PKS. Jika SBY dan demokratnya tergiring dalam jeratan  pusaran arus menaikan BBM yang akhirnya merugikan SBY dan democrat karena dianggap bersalah telah menaikan BBM maka PKS menjadi korban opini yang memojokkan posisinya karena menolak BBM.
Inilah uniknya peristiwa kenaikan BBM 2013 ini. Pendukung kenaikan BBM menjadi korban dan yang menolak kenaikan BBM juga menjadi korban. PKS menjadi bulan -bulanan karena PKS menolak kenikan BBM. Penolakan yang tidak sejalan dengan garis kebijakan setgab ini menjadikan PKS kembali  menu yang MAK NYUSS di berbagai media. Opini yang terkontruksi adalah PKS tidak tahu etika politik, PKS banci dan PKS munafik karena berbeda pendapat dengan  SBY, democrat da setgab. Opini ini yang berkembang ini tentu merugikan PKS, karena meskipun  menolak kenaikan BBM karena di dasari oleh pertimbangan rasional tetap saja di anggap salah dan dianggap hanya sekedar mencari muka, mengalihkan perhatian dari kasus LHI atau menarik simpati karena menjelang pemilu. Inilah opini yang terus bekembang meskipun kenaikan BBM telah di putuskan.
Isu terus di perpanjang dengan opini yang mengarah adu domba antara SBY, democrat dengan PKS. Upaya menyingkirkan PKS dan kader yang menjadi mentrinya di cabinet SBY masih terus berjalan massive. Target belum berhasil seluruhya. Target pertama yaitu dengan menjerumuskan SBY dan demokratnya untuk menaikan BBM yang pada akhirnya membuat SBY dan democrat menjadi yang paling disalahkan telah sukses. Sementara target melucuti PKS dari setgab dan dan mentrinya dari cabinet belum terlampiaskan. Untuk sementara memang posisi PKS benar –benar telah terpojok. Dengan satu TIPUAN dan TRIK,  seolah-olah PKS  telah melakukan  pelanggaran,  seperti dalam permainan sepak bola maka saat TENDANGAN PINALTI tengah mengancam ke arah gawang PKS. Jika tidak berhasil menghalau tendangan ini PKS di jamin akan kalah dan terpental dari setgab dan cabinet.
Jika sampai terjadi nanti, bobolnya gawang PKS ditandai dengan di keluarkanya  PKS dari setgab, dan dilucutinya mentri kader PKS tentu akan DISAMBUT TEPUK TANGAN DAN TERIAKAN HISTERIS sebagaimana penonton dan pemain bola menyambut GOAL kemanangan tim sepak bola pavoritnya. Bukan Cuma si pemain tapi juga penonton akan berpesta kemenangan. DENGAN SEKALI TEPOK DUA LALAT TERKAPAR, inilah jurus sakti SANG PENDEKAR. Untung besar di balik derita rakyat yang makin menggelepar. Siapakah sang pendekar???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H