Mohon tunggu...
Cahaya Indah
Cahaya Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

halooo semoga kalian tertarik dengan artikel yang saya buat yaa selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Guru Sekolah Dasar dalam mengajarkan Bahasa Indonesia di Era Digital

11 Januari 2025   23:38 Diperbarui: 11 Januari 2025   23:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

  Di era digital saat ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan dampak yang signifikan terhadap aspek dalam kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Perubahan ini membawa tantangan sekaligus peluang bagi para pendidik, khususnya guru sekolah dasar (SD) dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran, termasuk bahasa indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keterampilan komunikasi siswa, namun pengajaran bahasa indonesia di era digital menghadapi berbagai hambatan yang tidak dapat diabaikan.

Permulaan kebudayaan dan identitas bangsa sebagian besar dibentuk oleh penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi utama. Guru Sekolah Dasar (SD) menghadapi masalah yang lebih sulit dalam mengajarkan Bahasa Indonesia di era digital. Dengan perkembangan teknologi, cara anak-anak berinteraksi, belajar, dan menerima informasi telah berubah. Ini berdampak pada pola pembelajaran di sekolah. Guru sekolah dasar tidak hanya bertanggung jawab untuk memastikan bahwa siswa memahami tata bahasa dan penggunaan bahasa indonesia yang tepat, tetapi mereka juga harus mampu mengatasi tantangan yang muncul di era modern. Kemajuan teknologi memungkinkan lebih banyak sumber dan media pembelajaran baru, tetapi juga membawa beberapa masalah. Misalnya, penggunaan bahasa tidak baku di media sosial, minat siswa dalam membaca yang rendah, dan distraksi digital yang mengganggu konsentrasi mereka.

Isi

 Untuk mencapai perbaikan sistem pendidikan, tantangan ini sering kali kompleks dan saling terkait, sehingga membutuhkan pendekatan holistik dan kerja sama (Amelia, 2023). Tantangan dapat didefinisikan sebagai keadaan yang memerlukan upaya atau usaha untuk diatasi atau berhasil. Tantangan dapat muncul di berbagai tempat, seperti kehidupan pribadi, pekerjaan, pendidikan, maupun sosial. Tantangan biasanya melibatkan rintangan atau hambatan yang perlu diatasi, dan seringkali membutuhkan kemampuan, kreativitas, ketahanan, atau keberanian untuk menghadapi mereka. Sulit dapat fisik, emosional, mental, atau sosial. Tantangan tidak selalu buruk; mereka bisa menjadi cara untuk belajar berkembang, dan berkembang secara pribadi atau profesional. Cara seseorang menanggapi dan mengatasi masalah dapat sangat penting untuk kesuksesan mereka dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

 Tantangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar melibatkan berbagai aspek yang memengaruhi kualitas pengajaran dan pembelajaran bahasa (Yulianto, 2021). Beberapa tantangan yang sering dihadapi termasuk kurangnya kemampuan berbicara dan menulis yang baik. Peserta didik sering menghadapi kesulitan dalam meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis yang kuat. Kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis mungkin terhambat jika fokus pada membaca dan memahami teks tertulis. Kursus yang tidak memiliki diversifikasi. Kurikulum Bahasa Indonesia tertentu mungkin kurang variatif dan tidak mempertimbangkan gaya belajar berbeda siswa. Hal ini dapat menyebabkan beberapa siswa kehilangan minat atau merasa tidak terlibat dalam pelajaran. Keterbatasan sumber daya yang ada. Banyak sekolah dasar, terutama di daerah pedesaan, memiliki sumber daya yang terbatas, termasuk teknologi, buku pelajaran, dan materi ajar. Hal ini dapat mengganggu pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknologi dapat meningkatkan pembelajaran, tetapi banyak pendidik Bahasa Indonesia mungkin belum sepenuhnya terampil dalam memasukkan teknologi ke dalam metode pengajaran mereka, yang dapat mempengaruhi seberapa menarik dan relevan pelajaran. Kesulitan dalam melakukan evaluasi yang tepat. Seringkali, proses evaluasi lebih berkonsentrasi pada pengukuran hasil akhir daripada perkembangan yang berkelanjutan. Penilaian yang lebih formatif dan fokus pada peningkatan kemampuan siswa mungkin masih kurang efektif. kurangnya keterlibatan orang tua. Orang tua mungkin tidak terlibat secara aktif dalam membantu anak-anak belajar Bahasa Indonesia di rumah, yang berarti bahwa dukungan yang dapat diberikan kepada siswa yang tidak berada di sekolah.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, beberapa siswa dengan kebutuhan khusus mungkin tidak mendapatkan bantuan yang cukup. Mereka dapat mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran karena pendekatan yang tidak inklusif, dan kekurangan instruksi multibahasa. Kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara global dapat terhambat jika pendidikan multibahasa tidak diberikan perhatian yang cukup. Ke-9, tidak ada pelatihan profesional untuk pendidik. Keterbatasan dalam pelatihan dan pengembangan profesional guru Bahasa Indonesia dapat menghalangi mereka untuk menggunakan teknologi dan metode pengajaran terbaru. Untuk mengatasi masalah ini, sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menemukan cara baru untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode yang holistik dan adaptif harus diterapkan untuk menjamin bahwa setiap siswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam pemahaman dan penggunaan Bahasa Indonesia.

Pembelajaran di era digital terus berubah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi dan kecepatan komunikasi informasi merupakan komponen penting dari kemajuan saat ini. Pengetahuaan, pengalaman, peristiwa, dan berbagai fenomena kehidupan hadir setiap saat melalui teknologi televisi, radio, dan internet dengan aplikasinya di perangkat yang mudah dibaca, dilihat, dan didengar, seperti komputer, laptop, dan gadget lainnya. Teknologi dapat membantu pembelajaran dalam berbagai aspek kehidupan dengan memudahkan, mengefisiensikan, mengomukasikan, dan menguatkan kompetensi siswa sesuai dengan kurikulum sekolah. Jadi, kemajuan teknologi harus dihargai karena mendukung pembelajaran dan membuat guru dan siswa lebih efisien.

Kesimpulan

Pembelajaran berbasis teknologi menjadi lebih fleksibel di era komputer dan internet. Guru sekolah dasar harus dapat menyesuaikan diri dengan pendekatan baru, seperti penggunaan media sosial, aplikasi, dan platform pembelajaran online. Bagaimana guru dapat mengelola waktu untuk pembelajaran daring dan menjaga interaksi yang efektif dengan siswa di dunia maya juga merupakan tantangan. Orang tua menjadi sangat penting untuk membantu siswa dalam pembelajaran digital, terutama dalam hal mengawasi dan mendorong mereka untuk belajar di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun