"Kenapa kau suka langit" itu pertanyaanmu.
“Simple. Aku hanya lebih tenang melihatnya. Dan, disaat aku sedihpun menatap keatas akan menyurutkan air mataku, sederhana bukan?”
"Lalu mengapa kau suka hujan?"
"Hujan juga sama membuatku lebih tenang dengan percikan setiap airnya yang jatuh, bahkan menari dibawah hujan membuatku merassakan bebas. Langit dan hujan itu puya ikatan yang kuat. Kau percaya? aku percaya. Dan yang paling aku sukai dari keduanya, aku dapat mengingatmu lebih jelas"
Dia kemudian memelukku, erat sekali. Mengecup keningku. Tidak ada sepatah katapun darimu terdengar ditelingaku. Tapi aku merasakan. Disana kau mengatakan “aku sangat menyayangimu”
Kemudian aku terbangun…..Dan (lagi) tetap kau tak ada..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H