Mohon tunggu...
Cahaya Fadillah
Cahaya Fadillah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kau nak, paling sedkit kau harus berteriak. Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu tidak akan padam ditelan angin akan abadi sampai jauh, jauh dikemudian hari orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarat dan dari sejarah (Pramoedya Ananta T)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebentuk Hati Baru

22 April 2014   14:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat mengingatnya, aku berusaha hilangkan dia

Saat merindukannya, aku berusaha tak merasakann apa-apa

Saat ingin mendengar suaranya, aku alihkan dengan musik hentakan keras

Agar kata-kata hanya menjadi hardikan, dan hilang rindu untuknya

Jika mengingat, merindukan dan bahkan ingin mendengar suara saja, membuat aku semakin sayang kemudian cinta

Aku lebih memlilih untuk melupakannya.

Sekali lagi aku takut mencinta, sekali lagi aku takut berharap, ditinggalkan dan tersakiti kemudian sendiri

Ah, cinta. Tak usah kau kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun