Mohon tunggu...
eLizabeth AP Prayitno
eLizabeth AP Prayitno Mohon Tunggu... Blogpreneur -

Empowerment through blogging Autism Awareness Parents

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Persiapan Virtual, demi Eksis Persaingan Global

22 Desember 2015   04:22 Diperbarui: 22 Desember 2015   04:22 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi pemula adalah langkah yang pasti dilalui setiap orang. Sejak sekolah, kuliah, hingga bekerja, pasti ada tahap sebagai pemula. Saat sekolah, dimulai dengan perkenalan dan orientasi. Begitu juga masa kuliah, guru, dosen, dan pembimbing siap menurunkan segala ilmu, agar kita tidak tersesat di dunia nyata. Betul, dunia nyata alias dunia kerja. Perbandingan pelamar dengan lapangan kerja tersedia tidaklah sebanding. Demi satu posisi harus unggul dari ribuan pesaing. Banyak yang kalah sebelum bertanding. Ketidaksiapan menterjemahkan teori dan praktek, menjadikan kualitas mereka terbanting. Perlu ada persiapan dan pengalaman yang menjembatani saat memulai masa "genting" dunia kerja.

Bagaimana mempersiapkan dan mencari pengalaman itu? Bukankah harus bekerja dahulu, kemudian beroleh pengalaman. Berapa kali harus melamar hingga mendapat kerja? Apakah jika sudah mendapat kerja artinya sudah aman, pasti langgeng? Belum tentu juga. Pekerja unggul harus punya pengalaman, wawasan dalam memecahkan masalah secara mandiri. Pekerja dengan "focused problem solving" tentunya menjadi idaman.

[caption caption="Problem Solving"][/caption]

Pelatihan Virtual Proses Bisnis, alias magang, untuk mengantisipasi potensi tenaga kerja yang tanggung. Secara kuantitas potensi tenaga kerja sangat besar, sayangnya masih setengah matang dalam kuantitas. Langkah-langkah pematangan ini, diterapkan dengan materi  Pelatihan Proses Bisnis.

Magang proses bisnis dalam kampus, sekelompok mahasiswa mengikutinya di kampus President University, Jababeka, Cikarang. Terlihat jelas suasana yang santai dan  interaktif. Antar kerabatnya, komunikasi dengan trainer pembimbing, juga fasilitas pendukung. Fasilitas sesuai dunia kerja tersedia di sana.

Mempunyai pengalaman di setiap posisi. Mahasiswa dibagi dalam 5 grup. Pertama,sebagai CEO (Chief Executive Officer) atau direktur utama. Selanjutnya, Personalia (HRD), Keuangan (Accounting), Pengadaan (Purchasing), dan Pemasaran (Marketing). Setiap grup nantinya mempunyai masalah dan tugas yang harus diselesaikan setiap hari. Istilahnya "Learning by Doing" belajar dengan mempraktekkannya langsung. Belajar mengumpulkan sumber masalah; kemudian tetap fokus mencari solusi yang optimal. Setiap pencapaian grup, dilaporkan secara tertulis setiap hari, juga presentasi lisan pada akhir pelatihan.

Masa pelatihan bervariasi, sesuai materi yang hendak dikuasai. Mulai dari 10 hingga 30 hari (80 jam). Di kampus ini, kami menyaksikan program 10 hari (10 x 8 jam). Sesuai jumlah grup, program dibagi dalam 5 siklus. Dua hari setiap siklus. "Mahasiswa dapat merasakan setiap posisi, dan familiar dengan masalah yang dihadapi", jelas bapak Hartono dari PT. INAPEN.

Pelatihan dengan trainer yang terstandardisasi. Meskipun terlihat santai dan atraktif, tidaklah berarti tanpa pengawasan. Setiap harinya, 2 orang trainer berbeda mendampingi mahasiswa. "Setiap trainer sudah mempunyai kisi-kisi materi harian. Pada penghujung hari, trainer mengisi pencapaian mahasiswanya", lanjut bapak Purwanto, trainer sekaligus Magister ilmu manajemen ini.

Indonesian Business Simulation (IBS), metoda yang digunakan PT IFA Virtual. Penghubung President University dengan PT.INAPEN, penyelenggara Pelatihan Proses Bisnis ini. Bentuknya serupa program magang pada perusahaan virtual. Tujuannya memberi kesempatan berlatih dan pengalaman kerja (sebelum kerja sesungguhnya). Dengan harapan, peserta nantinya lebih siap, lebih matang, saat mendapat peluang kerja dan berkarir di perusahaan nyata.

 

Bagi yang "fresh graduate" atau merasa "setengah matang' untuk bekerja. Learning by Doing adalah salah satu langkah awal menuju dunia profesional. Apalagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah menjelang. Siapa yang kurang profesional, akan terpental, sesuai hukum alam. "Survival fo the fittest", mulai dari virtual demi pengalaman profesional. Semoga pekerja Indonesia, siap hadapi MEA. Indonesia juga bisa!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun