Mohon tunggu...
CAESAR DWI PUTRA F
CAESAR DWI PUTRA F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Permata di Ujung Timur Bali

21 April 2024   09:30 Diperbarui: 21 April 2024   10:27 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : https://www.rentalmobilbali.net/desa-tenganan-pegringsingan/

Apakah kalian pernah mendengar tentang sebuah desa yang begitu unik di Bali Timur? Desa tersebut adalah Desa Tenganan Pegringsingan. Desa Tenganan Pegringsingan ini sendiri merupakan desa Adat di Bali yang masih terjaga hingga sekarang. Hal inilah yang membuat desa ini dapat menarik para wisatawan lokal atau mancanegara.

          Desa Tenganan ini menjadi tempat tujuan utama selama di Pulau Dewata. Desa ini dipandang memiliki daya tarik yang unik dan menarik bagi peneliti sejarah. Metode yang direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi wawancara dengan warga setempat, eksplorasi menyeluruh terhadap setiap sudut desa guna mengamati peninggalan sejarah yang ada, serta kajian literatur melalui artikel, jurnal, dan buku yang membahas tentang Tenganan.

Perjalanan menuju Desa Tenganan merupakan sebuah perjalanan yang memakan waktu yang cukup lama. Perjalanan ditempuh dari Hotel PrimeBiz yang terletak di Kecamatan Kuta. Dibutuhkan perjalanan sejauh 80 kilometer yang memakan waktu sekitar 2 jam untuk mencapai tujuan ke Desa Tenganan. Meskipun perjalanan tersebut membawa kelelahan, semangat untuk mengunjungi Desa Tenganan tetap tak tergoyahkan. Keinginan untuk mengeksplorasi tempat ini dan menggali pengetahuan tentangnya mendorong untuk tetap melanjutkan perjalanan.

Kondisi cuaca saat kunjungan ke Desa Tenganan terbilang cerah, menciptakan suasana yang menyenangkan bagi pengunjung Desa Tenganan.  Angin tidak berhembus kencang, memberikan kesan kedamaian di sekitar lingkungan Desa Tenganan.  Saat memasuki desa, tiga patung kerbau menyambut kedatangan para pengunjung Desa Tenganan. Patung-patung tersebut merupakan simbol khas dan identitas wilayah yang berbeda. Kehadiran patung-patung tersebut menegaskan bahwa telah memasuki wilayah yang memiliki keunikan tersendiri.

          Dalam arahan, diarahkan ke sebuah balai di mana Bapak I Ketut Sudiastika, Kepala Desa Dinas Desa Tenganan, memberikan sambutan hangat dan penjelasan mendalam tentang sejarah serta kehidupan di Desa Tenganan. Terdengar suara beliau yang penuh semangat memperkenalkan kami pada kebudayaan dan tradisi yang dijaga dengan tekun oleh masyarakat desa.

Sumber Foto : https://mitrapost.com/2022/09/17/ruu-konservasi-perlu-belajar-dari-pengelolaan-hutan-adat-tenganan-pegringsingan/
Sumber Foto : https://mitrapost.com/2022/09/17/ruu-konservasi-perlu-belajar-dari-pengelolaan-hutan-adat-tenganan-pegringsingan/

Setelah mendengarkan sambutan, pengunjung diarahkan untuk menjelajahi Desa Tenganan. Mereka melakukan perjalanan, berjalan dengan penuh keingintahuan, menuju arah yang diyakini mengarah ke sebuah warung sederhana. Mengikuti jalanan yang sunyi namun sarat dengan sejarah, mereka mengikuti jejak yang telah dilalui oleh penduduk setempat selama bertahun-tahun.

          Akhirnya, tiba di warung tersebut, disambut oleh seorang ibu paruh baya dengan senyum ramah. Di meja-warungnya terpajang berbagai jajanan ringan, minuman segar, dan buah durian yang menggoda selera. Tanpa ragu, mereka memesan sebuah durian dan duduk bersama di bawah pohon rindang.

          Sambil menikmati daging durian yang lezat, para pengunjung terlibat dalam percakapan yang hangat dengan ibu pemilik warung. Beliau dengan penuh semangat bercerita tentang aturan adat yang diadakan di Desa Tenganan, merincikan setiap detail dengan jelas. Pengunjung terpesona mendengarkan cerita-cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi, menghargai kekayaan budaya dan tradisi yang dijaga dengan tekun di Desa Tenganan.

         Dalam suasana yang akrab, terasa keterhubungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat desa yang hidup berdampingan dengan kearifan lokal dan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Melalui percakapan dengan ibu pemilik warung, terungkap kehidupan sehari-hari di Desa Tenganan dan pentingnya tradisi dan adat yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

          Desa Tenganan ternyata memiliki wilayah yang sangat luas, meliputi sejumlah wilayah yang berbeda. Namun, hanya sebagian kecil dari wilayah tersebut yang digunakan sebagai pemukiman oleh penduduk desa. Jika kalian berkeinginan untuk menjelajahi seluruh wilayah Desa Tenganan, kalian harus bersiap-siap untuk menghabiskan berhari-hari, karena luas total wilayah desa ini mencapai sekitar 1000 hektar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun