Mohon tunggu...
Caesar Rizky Dewantoro
Caesar Rizky Dewantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life is Daijoubu

Mahasiswa Ilmu Politik yang menyukai animasi Jepang serta penggemar berat sistem Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjuangan Perempuan di International Womans Day

14 Maret 2023   20:20 Diperbarui: 14 Maret 2023   20:25 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap  tanggal 8 Maret 2023 seluruh dunia merayakan Hari Wanita Dunia atau sering disebut sebagai International Womans’ Day (IWD). Tanggal tersebut menjadi ajang bagi seluruh masyarakat dunia untuk memperjuangkan hak para wanita. Tidak terkecuali di Indonesia, 8 Maret yang jatuh pada hari Rabu kemarin dirayakan dengan aksi dari berbagai organisasi masyarakat, seperti Simpul Puan dan organisasi buruh tani. Tidak terlewat juga dari kalangan mahasiswa yang juga ikut mewarnai aksi pada peringatan hari perempuan sedunia kemarin, tepatnya di depan gedung sate.

Aksi dimulai dengan long march beserta mobil komando, agar masyarakat mengetahui akan diadakan sebuah aksi dalam rangka IWD. Titik akhir dari long march bertempat di gedung sate dan di sana perempuan-perempuan yang hadir menyuarakan keresahan mereka. IWD kali ini dilatarbelakangi oleh krisis ekonomi dunia yang juga mempengaruhi keadaan ekonomi di Indonesia. Imbasnya di Indonesia banyak sekali pekerja yang di PHK massal seperti di daerah Jawa Barat, yaitu Bogor, Sukabumi, Subdang, dan lainnya. Sekitar 18 ribu pekerja dari 30 perusahaan mengalami PHK massal ini.

Adanya PHK massal tersebut, akhirnya juga berimbas kepada tenaga kerja perempuan dan perempuan yang ditempatkan di rumah. Permasalahan ekonomi menjadi penyebab utama meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga. Pada tahun 2021, menurut laporan Komnas Perempuan, terdapat 338.496 kasus kekerasan kepada perempuan, dan terbanyak ada di provinsi Jawa Barat sebanyak 58.395 kasus. Kasus tersebut diperparah dengan budaya patriarki yang masih menjamur di masyarakat kita. Pelecehan seksual juga menjadi sorotan utama yang mirisnya sering terjadi di ranah pendidikan kita. Belakangan banyak sekali kasus pelecehan yang dialami perempuan di ranah pendidikan, dan hal itu membuktikan lemahnya hukum yang melindungi perempuan dari berbagai penindasan. Oleh karenanya, terdapat beberapa tuntutan yang dilayangkan, seperti mendesak disahkannya RUU PPRT untuk menjamin keamanan para pekerja wanita, cabut UU Cipta Kerja yang tidak berpihak kepada kaum perempuan dan rakyat, hentikan politik upah murah dan diskriminasi upah berdasarkan gender, jamin harga hasil produksi kaum tani, wujudkan jaminan kesehatan, pendidikan dan pekerjaan sejati bagi seluruh masyarakat dan lawan kekerasan serta pelecehan seksual.

Aksi di Gedung Sate ditutup dengan pembacaan press realease sekitar pukul empat sore, dan seluruh peserta aksi membubarkan diri dengan damai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun