Kebutuhan manusia akan informasi semakin hari semakin berkembang. Munculnya teknologi-teknologi maju saat ini juga mempengaruhi ketergantungan individu akan informasi di sekitarya. Oleh karena itu, mengakses media massa menjadi bagian dari rutinitas harian manusia. Dahulu media massa terbagi menjadi dua media cetak dan media elektronik, namun saat ini muncul media baru (new media) yang membawa perubahan pula dalam masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi dipenuhi oleh orang-orang yang bekerja untuk mencari dan mengumpulkan berita yang disebut jurnalis. Jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting dimana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu negara demokrasi (Budayatna, 2005:15). Kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh jurnalis disebut juga dengan pers. Istilah pers tidak asing lagi di telinga kita.Pers digunakan untuk merujuk semua kegiatan jurnalistik,terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media elektronik maupun oleh watawan media cetak (Budayatna, 2005:17).
Tugas dan fungsi dari pers adalah mewujudkan keinginan dan kebutuhan manusia akan informasi melalui medianya baik media cetak maupun media elektronik. Tetapi tugas dan fungsi pers yang bertanggungjawab tida hanya sekedar itu melainkan lebih dalam lagi yaitu mengamankan hak-hak warganegara dalam kehidupan bernegaranya. Terdapat delapan fungsi pers yaitu yang pertama fungsi informatif, yaitu memberkan informasi atau berita kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi orang banyak dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata. Fungsi kedua yaitu fungsi kontrol pers. Pers yang bertanggungjawab adalah masuk ke balik panggung kejadian untuk menyelidiki pekerjaan pemerintah atau perusahaan. Pers harus memberitakan apa yang berjalan baik dan tidak berjalan baik. Fungsi ketiga adalah fungsi interpretatif dan direktif yaitu memebrikan interpretasi dan bimbingan. Pers harus menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian. Fungsi keempat yaitu fungsi menghibur. Para wartawan menuturkan kisah-kisah dunia dengan hidup dan menarik. Mereka menyajikan humor dan drama serta musik. Fungsi kelima adalah fungsi regeneratif yaitu pers membantu menyampaikan warisan sosial kepada generasi baru agar terjadi proses regenerasi dari angkatan yang sudah tua kepada angkatan yang lebih muda. Fungsi keenam adalah fungsi pengawalan hak-hak warga negara yaitu mengawal dan mengamankan hak-hak pribadi. Fungsi ketujuh adalah fungsi ekonomi yaitu melayani sistem ekonomi melalui iklan. Fungsi kedelapan adalah fungsi swadaya yaiut bahwa pers mempunyai kewajiban untuk memupuk kemampuan sendiri agar ia dapat membebaskan dirinya dari pengaruh-pengaruh serta tekanan-tekanan dalam bidang keuangan(Budayatna, 2005:27-29).
Kedelapan fungsi pers saat ini dirasa kurang dijalankan secara maksimal, media mulai mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu sehingga mengabaikan kepentingan masyarakat. Media terkadang tidak bebas dalam menyampaikan informasi karena adaya kapitalisme dan politik, meskipun negara menjamin kebebasan media.
Munculnya new media yaitu internet memenuhi hasrat dan keinginan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain. Muncullah citizen journalism yang berkembang hingga saat ini. Tidak dapat dipungkiri lagi, citizen journalism merupakan genre yang sudah menggejala dalam masyarakat digital saat ini. Citizen journalism adalah keterlibatan warga negara dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merenccanakan, menggali, mecari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, tuturan), video kepada orang lain. Jadi setiap orang bisa menjadi wartawan (Nurudin,2009:215).
Kemunculan berbagai media online, termasuk blog dan jejaringan sosial merupakan wujud nyata dari lahirnya citizen journalism. Melalui media online seseorang dapat secara kritis dan bebas menulis dan tulisan tersebut dibaca oleh orang lain di seluruh dunia.
Interaksi secara cepat antar dua orang atau lebih dapat terjadi di media online untuk membahas sebuah topik, hal ini jarang ditemukan di media massa maupun elektronik. Interaktifitas dari rafaeli ada 3 level: komunikasi 2 arah, komunikasi yang aktif kembali, dan komunikasi timbal balik penuh. Ini sangat membantu dalam mempertimbangkan timbal balik yang bervariabel budaya, kenaikan atau penurunan pengguna internet (diakses dari http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/penjabaran-internet-sebagai-perantara-media/).
Dalam sebuah blog, seseorang dapat mencurahkan isi hati dan menceritakan informasi sebuah kejadian yang ia alami,misalnya dalam blog kompasiana kita bebas menulis apapun yang ingin kita bag/share dengan orang lain baik berupa berita, reportase, fiksi maupun opini. Alanda kariza (19), putri dari terdakwa kasus Bank Century Arga Tirta Kirana menulis curahan hatinya dalam website http://alandakariza.com. Dalam blog tersebut, Alanda menceritakan perasaan dan harapannya mengenai dakwaan dan hukuman atas ibunya, blog tersebut banyak diakses oleh pembaca dan diangkat oleh sebuah surat kabar nasional dan media online lain.
Permasalahan disekitar kita baik yang kita alami secara langsung atau tidak dapat kita tulis dalam media online. Jejaringan sosial adalah media paling nyata yang dapat dijadikan contoh munculnya citizen journalism, facebook dan twitter merupakan media yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk membagikan informasi di sekitarnya. Contohnya kebakaran sebuah mall di kota Yogyakarta beberapa waktu lalu langsung terdengar dan dapat cepat diatasi tanpa ada korban jiwa,bisa disebabkan oleh faktor pengunjung yang langsung melaporkan kejadian di account facebook atau twitter mereka.
Kemajuan teknologi juga mempengaruhi munculnya citizen journalism, fasilitas kamera dan internet di handphone membuat seseorang dengan mudah memotret suatu gambar kejadian, kebakaran mall tadi contohnya dan mengunduhnya di account mereka. Jejaringan sosial ini juga dimanfaatkan oleh beberapa media elektronik dan cetak untuk mengajak masyarakat berinteraksi. Masyarakat diberikan kebebasan untuk berkomentar maupun mengkritisi sebuah topik.
Lalu, apakah kemunculan citizen journalism ini mempengaruhi eksistensi jurnalis profesional?Menurut Andy Noya jurnalis senior di Indonesia dalam http://www.cjindonesia.com/?p=399, citizen journalism berbeda dengan jurnalis profesional. Jurnalis profesional kedalaman, kelengkapan dan akurasi adalah syarat mutlak dalam penyampaian berita, sebaliknya pada citizen journalism kecepatan informasi yang menjadi penanda utama, selain nilai berita yang disampaikan tentunya. Kurangnya pengetahuan terhadap suatu isu dapat menjadikan informasi yang disajikan kurang akurat, hal ini dapat menjadi boomerang bagi berita itu sendiri. Citizen journalism bukanlah hal yang mengancam bagi jurnalis professional, bahkan keduanya dapat berjalan berdampingan. Citizen journalism dapat menjadi stimulasi atau informasi awal untuk para jurnalis professional dalam melakukan pengumpulan berita. Selanjutnya, dengan riset yang matang, analisis yang cermat dan tepat maka berita dapat disajikan dengan lengkap, dalam, dan akurat.
Citizen journalism merupakan wujud demokrasi di Indonesia, media online menjawab keinginan masyarakat untuk ambil bagian dalam sebuah pengambilan keputusan elite politik. Namun citizen journalism juga perlu dibekali oleh pengetahuan yang baik termasuk pengetahuan mengenai penulisan sebuah berita. Citizen journalism bukanlah sebuah ancaman bagi jurnalis profesional, justru dapat membantu dan saling melengkapi. Informasi dari warga negara dapat menjadi informasi awal seorang jurnalis untuk menganalisis sebuah informasi untuk diuji keakuratannya dan diproses menjadi sebuah berita yang dapat dikonsumsi oleh publik. Setiap warga negara dapat menjadi citizen journalism melalui media online, siapkah kita menjadi citizen journalism yang tetap bisa menjaga keakuratan berita? Berbekal pengetahuan dan keingintahuan yang tinggi penulis yakin setiap orang dapat menjadi citizen journalism yang baik.
Daftar Pustaka
Budayatna,Muhammad.2005. Jurnalistik Teori&Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.