KKN Kolaboratif 025: Upaya Peningkatan Kesadaran Masyarakat Lojejer Melalui Sosialisasi Kesehatan

Menginjak minggu ketiga kegiatan Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif periode kedua, kelompok KKN 025 Desa Lojejer mengadakan dua program kerja terkait kesehatan masyarakat. Pada hari Selasa, 1 Agustus 2023, dilakukan sosialisasi kesehatan gigi dan praktik gosok gigi bersama di SDN 4 Lojejer. Program kerja kedua yaitu sosialisasi mengenai upaya pencegahan stunting melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang dilakukan pada hari Sabtu, 5 Agustus 2023. Dengan diadakannya kedua program tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat Desa Lojejer. 

Kesehatan gigi merupakan hal penting yang harus diterapkan sejak dini oleh keluarga sebagai lingkungan pertama anak. Disamping itu, tingginya angka karies (gigi berlubang) anak-anak menjadi masalah yang memprihatinkan di wilayah Indonesia, penyebab dari karies adalah akumulasi plak dan lalai dalam menjaga kebersihan mulut. Cara sederhana untuk mencegah karies dengan membersihkan plak secara teratur atau rutin menggosok gigi untuk mencegah akumulasi plak. Berdasarkan hal tersebut, kelompok KKN kolaboratif 025 desa Lojejer merancang program kerja berupa sosialisasi kesehatan gigi dengan sasaran berupa siswa kelas tiga dan kelas empat SDN 04 Lojejer. Pada sosialisasi tersebut, siswa diajarkan terkait pentingnya menjaga kesehatan gigi dengan menggosok gigi secara rutin dan benar. Setelah sosialisasi, mahasiswa KKN mengajak siswa untuk melakukan praktik menggosok gigi bersama di halaman sekolah sambil mendemonstrasikan cara menggosok gigi yang benar. Pada kegiatan sosialisasi ini, para siswa diajarkan menggosok gigi dengan teknik fones atau sirkuler yang cukup mudah diterapkan oleh anak kecil. Kegiatan sosialisasi dan praktik gosok gigi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa siswi sekolah dasar di desa Lojejer akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan menggosok gigi secara rutin, sehingga dapat menjadi kebiasaan baik yang berdampak baik pula nantinya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak akibat masalah gizi kronis terutama pada 1000 hari kehidupan pertama yang terhitung sejak awal kehamilan. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), ditemukan bahwa kabupaten Jember menduduki peringkat tertinggi dengan prevalensi stunting terbanyak di Jawa Timur. Hal tersebut mendorong mahasiswa KKN 025 untuk mengadakan sosialisasi terkait pencegahan stunting melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA). Sasaran kegiatan sosialisasi ini adalah kader dan anggota posyandu di Dusun Krajan yang merupakan ibu hamil dan ibu dengan balita berusia dibawah dua tahun. Dalam kegiatan sosialisasi ini, terdapat dua materi yang diberikan yaitu materi Stunting oleh Ibu Mila dan materi Pemanfaatan TOGA oleh Ibu Ratih dari Puskesmas Desa Lojejer. Menurut Bu Mila, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan mencukupi gizi, melengkapi imunisasi dan memperbaiki sanitasi. Selain itu, stunting juga dapat dibantu dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga yang sangat mudah untuk didapatkan dengan harga terjangkau. Selain itu, toga juga aman dan memiliki efek samping yang lebih kecil daripada obat sintetik. Pada kegiatan sosialisasi ini, Ibu Ratih menyampaikan bahwa tanaman obat keluarga dapat membantu mencegah terjadinya stunting. Contoh tanaman obat yang dapat membantu pencegahan stunting adalah jahe dan serai, karena kedua toga tersebut memiliki nutrisi berupa zat besi dan vitamin yang berguna untuk mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisi sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh ibu maupun bayi. Pengolahan jahe dan serai cukup mudah, yaitu cukup dengan direbus untuk dijadikan minuman.

Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN Kolaboratif 025 diharapakan dapat mengedukasi siswa SD mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai stunting dan cara pencegahannya serta mengedukasi akan manfaat tanaman obat keluarga.hh